Jakarta – Manchester United bersiap menghadapi Chelsea dalam lanjutan Liga Inggris musim 2024/2025 pada Minggu (3/11). Pertandingan ini menjadi pusat perhatian setelah Setan Merah mencatat kemenangan gemilang 5-2 atas Leicester City di babak 16 besar Carabao Cup. Kemenangan tersebut menjadi salah satu penampilan paling mengesankan Manchester United musim ini, di mana para pemain tampil dengan kebebasan dan semangat yang membara.
Pergantian pelatih sering kali membawa angin segar bagi Manchester United. Setelah ditinggal pelatih sebelumnya dan ditangani oleh karateker, tim ini kerap menunjukkan performa impresif. Namun, perlu diingat bahwa Carabao Cup berbeda dengan Liga Inggris. Dalam kompetisi liga, intensitas dan semangat bertanding biasanya lebih tinggi.
Chelsea, yang kini berada di peringkat kelima klasemen sementara, mulai menunjukkan kebangkitan dari keterpurukan musim lalu. Sementara itu, Manchester United masih tertahan di peringkat ke-14. Jika melihat peringkat, Chelsea seharusnya bisa menang mudah. Namun, bermain di Old Trafford bukanlah tugas yang mudah bagi The Blues. Dalam tiga laga tandang terakhir ke markas Manchester United, Chelsea selalu pulang dengan kekalahan. Terakhir kali mereka menang di sana adalah pada tahun 2020.
Pertandingan melawan Chelsea ini juga menjadi ujian bagi Ruud van Nistelrooy, yang saat ini menjabat sebagai asisten pelatih. Jika berhasil mengalahkan Chelsea, posisinya kemungkinan besar akan dipertahankan. Sebaliknya, kekalahan bisa membuatnya tidak masuk dalam daftar staf kepelatihan selanjutnya. Kemenangan, terutama dengan skor besar, akan menjadi cara terbaik untuk mengamankan posisinya dan meraih hati para penggemar.
Meski baru saja meraih kemenangan besar, media-media Inggris masih meragukan kemampuan Manchester United untuk tampil garang melawan Chelsea. Performa mereka dianggap belum konsisten dan kemenangan atas Leicester City dinilai hanya sebagai reaksi sesaat terhadap situasi klub. Dalam beberapa tahun terakhir, Manchester United memang mengalami masa-masa sulit dengan pergantian pelatih yang tak kunjung membawa hasil positif.
Van Nistelrooy, mantan striker legendaris klub, berusaha membangkitkan mentalitas tim dengan pendekatan strategi cepat melalui sayap. Ide permainannya mendapat pujian, meski belum sepenuhnya memuaskan para penggemar. Casemiro, yang sempat menurun performanya, kini kembali tampil impresif di bawah arahan Van Nistelrooy. Begitu pula dengan Bruno Fernandes, yang menunjukkan semangat baru meski gaya permainannya tidak banyak berubah.
Chelsea, di bawah asuhan Enzo Maresca, memiliki sistem pertahanan yang solid. Kombinasi gaya Italia dan taktik khas Inggris membuat mereka menjadi tim yang sulit ditembus. Meskipun penguasaan bola tidak selalu menjadi prioritas, keberanian dalam teknik individu sering kali menjadi kunci permainan mereka. Chelsea bisa bermain cepat, namun juga mampu menguasai bola dengan baik ketika dibutuhkan.
