Gaza City – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali menjejakkan kaki di Jalur Gaza pada Selasa (19/11) waktu setempat. Dalam lawatannya, Netanyahu menegaskan bahwa Hamas tidak akan kembali berkuasa di wilayah Palestina tersebut setelah konflik berakhir. Selain itu, Netanyahu juga menawarkan imbalan untuk pemulangan sandera yang masih tersisa.
Dalam pernyataannya yang dilansir oleh Reuters dan Al Arabiya pada Rabu (20/11/2024), Netanyahu mengklaim bahwa Israel telah berhasil melumpuhkan kekuatan militer kelompok Hamas. Pertempuran antara militer Tel Aviv dan Hamas telah berlangsung lebih dari setahun terakhir di Jalur Gaza.
Netanyahu juga menegaskan bahwa Tel Aviv belum menyerah dalam upaya menemukan dan memulangkan 101 sandera yang diyakini masih berada di wilayah Jalur Gaza. Untuk itu, dia menawarkan imbalan sebesar US$ 5 juta (sekitar Rp 79,2 miliar) untuk pemulangan setiap sandera.
Pernyataan Netanyahu tersebut disampaikan melalui rekaman video yang menunjukkan kunjungan terbarunya ke Jalur Gaza bersama Menteri Pertahanan dan panglima militer Israel. Dalam kunjungan tersebut, Netanyahu juga mendapatkan pengarahan mengenai kegiatan operasional militer di wilayah tersebut.
Perang di Jalur Gaza telah berkecamuk sejak Oktober tahun lalu, setelah Hamas melancarkan serangan mematikan terhadap wilayah selatan Israel. Menurut laporan otoritas Tel Aviv, sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan tersebut.
Lebih dari 250 orang diculik dan disandera oleh Hamas dan aliansi militan lainnya di Jalur Gaza. Meskipun puluhan sandera telah dibebaskan selama kesepakatan gencatan senjata singkat pada November tahun lalu, diyakini lebih dari 100 sandera lainnya masih berada di Jalur Gaza.
Sementara itu, serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza terus berlanjut. Laporan terbaru dari otoritas kesehatan Gaza menyebutkan bahwa lebih dari 43.000 orang tewas, yang sebagian besar merupakan warga sipil.