Jakarta – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melontarkan ultimatum tegas kepada pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) agar segera angkat kaki dari wilayah selatan Lebanon. Netanyahu menuding bahwa Hizbullah dengan sengaja memanfaatkan markas UNIFIL sebagai tameng dari serangan darat Israel.
Pernyataan Netanyahu ini mencuat setelah insiden di mana UNIFIL melaporkan bahwa tank-tank Israel menerobos gerbang utama di selatan Lebanon. Netanyahu menuduh Hizbullah menggunakan fasilitas UNIFIL untuk berlindung dari operasi militer Israel, yang semakin memperkeruh ketegangan di kawasan tersebut.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim bahwa tindakan mereka merupakan bagian dari upaya penyelamatan anggota yang terluka dalam pertempuran. Namun, langkah ini memicu reaksi keras dari UNIFIL yang menolak meninggalkan markas mereka meskipun jumlah korban cedera di pihak mereka meningkat.
Pasukan penjaga perdamaian PBB menegaskan komitmen mereka untuk tetap berada di markas, meskipun ada desakan dari Israel. Netanyahu juga menyampaikan peringatan kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengenai situasi ini.
UNIFIL menuduh IDF sengaja menyerang beberapa pos mereka, termasuk di Naqoura. Hingga saat ini, lima prajurit UNIFIL, termasuk dari Indonesia dan Sri Lanka, dilaporkan mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.