Jakarta – Operasi bantuan PBB di Gaza terhenti pada Senin setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi baru pada Ahad untuk Deir Al-Balah di Jalur Gaza tengah, tempat pusat operasi PBB berada, kata seorang pejabat senior PBB.
Perintah evakuasi tersebut dikeluarkan saat PBB bersiap untuk memulai kampanye vaksinasi bagi sekitar 640.000 anak di Gaza. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan adanya kasus polio tipe 2 pada seorang bayi berusia 10 bulan, yang menjadi kasus pertama dalam 25 tahun di wilayah tersebut. “Kami tidak dapat melaksanakannya hari ini dengan kondisi yang kami alami saat ini,” kata seorang pejabat senior PBB yang tidak ingin disebutkan namanya.
PBB telah memindahkan pusat operasi utamanya di Jalur Gaza dan sebagian besar personelnya ke Deir Al-Balah, setelah Israel memerintahkan evakuasi Rafah di selatan Gaza beberapa bulan lalu. Pejabat senior PBB mengungkapkan bahwa staf di lapangan telah diarahkan untuk mencari cara agar tetap bisa beroperasi, meskipun operasi PBB belum secara resmi dihentikan.
Sam Rose, direktur lapangan senior pada badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), mengatakan bahwa UNRWA masih berusaha memberikan layanan kesehatan dan bantuan lainnya meski menghadapi berbagai kendala. Rose menekankan bahwa meskipun UNRWA beroperasi dengan cara yang berbeda dari sistem PBB lainnya, tantangan yang dihadapi tetap sama. “Kami semakin terdesak ke wilayah yang lebih kecil di Gaza,” jelasnya kepada wartawan.
Rose mengatakan lebih dari 3.000 orang akan bekerja dalam kampanye vaksinasi polio yang akan dimulai pada Sabtu. Serangan brutal Israel di Jalur Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika pejuang Hamas menyerbu komunitas Israel, menewaskan sekitar 1.139 orang dan menculik sekitar 250 sandera, menurut penghitungan Israel.
Sejak itu, serangan militer Israel telah meratakan sebagian besar wilayah Gaza, menghancurkan rumah-rumah, rumah sakit, dan sekolah. Serangan ini telah menyebabkan hampir 2,3 juta orang mengungsi, memicu kelaparan dan penyakit mematikan, serta menewaskan lebih dari 40.400 orang, menurut laporan otoritas kesehatan Palestina.
PBB telah lama menyuarakan keluhan tentang hambatan dalam penyaluran bantuan ke Gaza, dengan Israel memeriksa dan menyetujui setiap truk yang masuk. PBB juga menghadapi kesulitan dalam mendistribusikan bantuan di tengah “pelanggaran hukum total” di wilayah yang berpenduduk 2,3 juta orang ini, sebagaimana diungkapkan oleh lembaga pemantau kelaparan global bulan lalu.
Program Pangan Dunia (WFP) PBB melaporkan pada Senin bahwa dalam dua bulan terakhir, mereka hanya berhasil memasukkan setengah dari 24.000 metrik ton bantuan pangan yang diperlukan untuk membantu 1,1 juta orang. WFP menyatakan bahwa operasi bantuan ini terhambat oleh konflik yang semakin buruk, terbatasnya jumlah penyeberangan perbatasan yang tersedia, dan kerusakan jalan akibat serangan.