Tel Aviv – Panglima militer Israel, Letnan Jenderal Herzi Halevi, secara terbuka mengakui bahwa serangan drone yang dilakukan oleh kelompok Hizbullah terhadap pangkalan pelatihan militer Israel pada akhir pekan lalu merupakan serangan yang “menyakitkan”. Serangan tersebut mengakibatkan tewasnya sedikitnya empat tentara Israel.
Serangan drone Hizbullah ini menargetkan pangkalan pelatihan Brigade Golani yang terletak di Binyamina, sebelah selatan kota Haifa, pada Minggu (13/10) malam waktu setempat. Setelah insiden tersebut, Letnan Jenderal Halevi langsung mengunjungi lokasi kejadian dan bertemu dengan para tentara Israel yang bertugas di sana.
Kelompok Hizbullah, yang berbasis di Lebanon, mengklaim pada hari yang sama bahwa mereka telah melancarkan serangan terhadap kamp militer Israel dengan menggunakan “segerombolan drone”. Beberapa drone tersebut diklaim berhasil menembus wilayah udara Israel tanpa terdeteksi oleh sistem pertahanan udara canggih negara tersebut.
Hizbullah juga menyatakan bahwa beberapa drone yang digunakan dalam serangan ini adalah model baru yang belum pernah digunakan sebelumnya. Namun, mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai jenis drone yang dimaksud.
Dalam pernyataan resminya, militer Israel melaporkan bahwa empat tentara mereka tewas dan tujuh lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut. Meski demikian, militer Israel belum memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai tingkat kerusakan yang dialami pangkalan pelatihan tersebut. Mereka hanya menyatakan bahwa serangan ini sedang dalam proses penyelidikan menyeluruh.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memberikan tanggapan keras terhadap serangan drone Hizbullah ini. Dalam pernyataannya, Netanyahu mengecam tindakan Hizbullah dan bersumpah akan memberikan balasan yang tegas dan tanpa ampun terhadap kelompok tersebut.