Pasar Ular Kian Sepi, Pedagang Ungkap Penyebabnya

Husni Rachma
3 Min Read
Foto: KOMPAS.com/VINCENTIUS MARIO

HALUAN.CO – Pasar Ular di kawasan Plumpang, Jakarta Utara, yang dulu dikenal ramai dan menjual produk bermerek, kini menghadapi penurunan drastis dalam jumlah pengunjung. Berdasarkan laporan CNBC Indonesia (24/5), pada Senin (23/6) sore, pantauan menunjukkan pasar nyaris tanpa aktivitas pembeli, bahkan yang datang tidak mencapai belasan orang.

Dahulu, pasar ini menjadi magnet belanja sebelum pandemi, sampai-sampai jalan di sekitarnya sering padat. Namun kini, kondisi berubah drastis. Sekitar 200 toko tercatat ada di pasar ini, tetapi sekitar 60 di antaranya telah tutup sejak pandemi melanda.

Soleh, pedagang aksesoris seperti dompet dan ikat pinggang, mengaku merasakan dampaknya secara langsung.

“Kondisi sekarang makin sepi parah, dulu bisa habis terjual 2 sampai 3 buah, sekarang satu aja sulit sekali,” ujarnya.

Menurutnya, penurunan pengunjung semakin menjadi dalam setahun terakhir, seiring melemahnya daya beli masyarakat.

“Semenjak Covid memang sudah sepi, tapi sejak daya beli melemah, makin parah kondisinya,” tambahnya.

Berita Lainnya  Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jabanusa Tunjuk 8 UMKM Terbaik

Soleh berharap pada pekerja pabrik di sekitar lokasi, namun harapan itu tak sejalan dengan kenyataan.

“Dulu banyak orang daerah kesini, sekarang ya harapannya dari orang-orang kantor atau pabrik datang kesini, tidak apa-apa lihat-lihat saja, tapi mereka nyatanya juga sudah berkurang, karena mungkin mereka lebih memilih uangnya ditabung,” tuturnya.

Sementara itu, pedagang sepatu bernama Sofyan juga mengalami nasib serupa. Ia mengaku kini hanya bergantung pada pelanggan lama.

“Sudah seperti ini sejak Covid, tapi ya setahun makin parah, dulu banyak yang kesini karena mungkin sepatunya bagus tapi harga bersahabat, tapi sekarang, pelanggan bisa dihitung jari,” katanya.

Sofyan menyebut perubahan pola belanja masyarakat menjadi faktor penting.

“Orang-orang sekarang lebih senang berbelanja online, jadi kita mau imbangin ya susah, karena harga di online jauh lebih murah,” jelasnya.

Berita Lainnya  Menteri Dibangunkan Jam 4 Pagi: Prabowo Sudah Siap Tempur di Lapangan!

Ia juga mengungkap alasan tidak berjualan secara daring.

“Saya tidak buka online karena agak ribet ya, harus ini itu dulu, daftarnya juga agak ribet, terus harus turunin harga dari normalnya, ditambah kalau ada yang beli, ribet membungkus barangnya, apalagi kalau yang ingin retur,” kata dia.

Pasar Ular yang dahulu dikenal sebagai tempat belanja kaum berada, kini harus bersaing ketat dengan e-commerce di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.

Sumber: CNBC Indonesia

TAGGED:
Share This Article
Leave a Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *