Paus Fransiskus Ungkap Rahasia Kerukunan Hidup Beragama kepada Anak Muda!

1 min read

Jakarta – Paus Fransiskus beberapa kali mengajukan pertanyaan kepada Bryan, seorang anggota Scholas Occurrentes—gerakan pendidikan internasional yang diluncurkan oleh Paus Fransiskus. Pertanyaan Paus sederhana namun mendalam: “Apakah kamu tahu arti harmoni dan kerukunan?” tanya Fransiskus kepada Bryan.

Pertanyaan tersebut muncul dalam dialog antara Paus Fransiskus dengan anak-anak dan pemuda Scholas Occurrentes di Graha Pemuda, Jakarta Pusat, pada Rabu sore hingga malam, 4 September 2024. Bryan berdiri di tengah-tengah 200 teman sebayanya, menjawab pertanyaan Paus dengan penuh keyakinan.

Acara audiensi tersebut memperlihatkan interaksi yang hangat antara Paus Fransiskus dengan anak-anak dan pemuda. Paus menyalami mereka, bertukar pandangan, dan mendengarkan cerita dari anggota Scholas Occurrentes. Bryan, salah satu anggota, memberikan testimoninya tentang kunjungan Paus.

Dalam testimoninya, Bryan menyinggung pentingnya kerukunan hidup bersama dan simbol Bhinneka Tunggal Ika yang mencerminkan kerukunan di Indonesia. Testimoni Bryan tampaknya disesuaikan dengan tema kunjungan Paus ke Indonesia, yang membawa pesan bahwa keberagaman dapat menjadi jembatan persatuan.

Berita Lainnya  Revisi UU Kementerian: Kabinet Gemuk Prabowo, Efektivitas Pemerintahan Terancam?

Ketika mendapatkan pertanyaan balik dari Paus Fransiskus, Bryan menjelaskan bahwa harmoni dan kerukunan berarti hidup saling menerima. Misalnya, orang merasa tak masalah ketika mempunyai teman beragama lain. Bryan juga menekankan bahwa hidup yang harmonis tidak akan terjadi jika orang terus berperang.

Dialog antara Paus Fransiskus dan anak-anak serta pemuda berlangsung begitu mengalir. Paus tampak bertanya secara spontan kepada para anggota Scholas Occurrentes, menciptakan suasana yang penuh keakraban.

Pada momen yang sama, seorang anak bernama Christine menjelaskan bahwa ia pernah mengalami perundungan. Paus Fransiskus menyatakan keprihatinannya atas pengalaman Christine, menunjukkan empati dan perhatian yang mendalam.

Seorang guru dari Buton, Anna Nur Awalia, menangis ketika ia bisa mendapat kesempatan bicara dengan Paus Fransiskus. Anna, yang baru pertama kali menyentuh lingkungan Katedral, adalah seorang muslim yang tergabung dalam Scholas Occurrentes. Di organisasi tersebut, ia merasa mendapatkan berbagai nilai tentang kerukunan hidup bersama.

Berita Lainnya  Lyodra Siap Tampil di Misa Suci, Diberkati Langsung oleh Paus Fransiskus!

Anna menyebutkan bahwa simbol kerukunan itu ada pada Katedral yang berhadapan dengan Masjid Istiqlal. Selain menyampaikan impresi, Anna juga mengatakan bahwa ia, sebagai seorang guru, perempuan, dan ibu, memiliki peran ganda dalam rumah tangga dan mendidik muridnya.

Paus Fransiskus menyebut Anna sebagai gambaran realitas kehidupan yang dialami perempuan. Dia berharap kehidupan yang damai akan membantu banyak perempuan, seperti Anna, mencapai keseimbangan hidup.

Paus Fransiskus banyak menyampaikan pesan-pesan tentang kehidupan bersama antar-umat beragama dalam kunjungannya ke Indonesia. Pada 5 September, Paus akan menandatangani dokumen kemanusiaan bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Ummar. Dokumen tersebut akan menjadi acuan para pemimpin agama untuk mengambil peran dalam menyelesaikan masalah-masalah kemanusiaan.

Berita Terbaru

Mengenai Kami

Haluan.co adalah bagian dari Haluan Media Group yang memiliki visi untuk mencerdaskan generasi muda Indonesia melalui sajian berita yang aktual dan dapat dipercaya

Alamat
Jalan Kebon Kacang XXIX Nomor 02,
Tanah Abang, Jakarta Pusat
—–
Lantai IV Basko Grandmall,
Jl. Prof. Hamka Kota Padang –
Sumatera Barat

 0813-4308-8869
 [email protected]

Copyright 2023. All rights reserved.
Haluan Media Group 
slot gacor slot gacor hari ini slot gacor 2025 demo slot pg slot gacor slot gacor