Jakarta – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku membuka opsi untuk meninggalkan Anies Baswedan dalam pencalonan Pilgub Jakarta. Hal ini terjadi karena tenggat waktu yang diberikan untuk mencari tiket maju di Pilgub Jakarta sudah habis. Menanggapi situasi ini, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengakui bahwa mereka telah menjalin komunikasi dengan Anies Baswedan.
Juru Bicara PDIP, Chico Hakim, menyatakan bahwa PDIP sebenarnya masih menjalin komunikasi dengan semua partai politik. Namun, kini pihaknya juga mulai menjalin komunikasi dengan Anies Baswedan. Chico menjelaskan bahwa PDIP tidak ingin ada pasangan calon yang melawan kotak kosong di Jakarta.
Chico menambahkan bahwa PDIP akan mengupayakan agar tokoh-tokoh yang berada di posisi teratas dalam berbagai survei bisa bertarung di Pilkada Jakarta. PDIP saat ini belum memutuskan secara resmi siapa yang akan bertarung di Pilkada Jakarta. Namun, sejumlah nama sudah mulai mengerucut, antara lain Ketua DPP PDIP Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Ketua DPP PDIP Djarot Syaiful Hidayat, Kader PDIP yang juga Mantan Panglima TNI Andika Perkasa, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Kader PDIP Rano Karno, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, hingga Kader PDIP Charles Honoris.
PKS kini membuka opsi untuk bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) setelah tenggat waktu deklarasi Anies-Sohibul selama 40 hari telah habis. Opsi ini sedang dalam pembahasan internal PKS. Namun, PKS memberikan isyarat bahwa kadernya harus maju dalam Pilgub Jakarta jika bergabung dengan KIM.