Jakarta – Amukan api yang melanda kawasan elit di California, Amerika Serikat, telah merubah Los Angeles menjadi serupa medan pertempuran. Deputi sheriff Robert Luna, dalam wawancaranya dengan BBC, melukiskan kehancuran yang melanda kota tersebut akibat kobaran api yang tak terkendali.
Robert Luna memperingatkan masyarakat untuk waspada terhadap bahaya yang mengintai, seperti tiang listrik yang roboh dan kabel listrik yang tersembunyi di tanah. “Itu tidak aman,” tegasnya, menekankan risiko yang dihadapi oleh penduduk setempat.
Jumlah korban jiwa akibat kebakaran di California terus meningkat. Hingga kini, dilaporkan 24 orang telah kehilangan nyawa mereka. Informasi ini disampaikan oleh Kantor Pemeriksa Medis LA County yang memperbarui data korban jiwa pada Minggu (12/1/2025) waktu setempat. Dari jumlah tersebut, enam belas korban ditemukan di zona kebakaran Eaton, sementara delapan lainnya di area Palisades.
Pejabat setempat menyatakan bahwa setidaknya 16 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Upaya pencarian terus dilakukan di tengah kondisi yang sulit dan berbahaya.
Setelah akhir pekan yang relatif tenang, ancaman baru muncul dengan kembalinya angin Santa Ana yang terkenal kering. Angin ini diperkirakan akan meningkat mulai Minggu malam hingga Rabu, dengan kecepatan mencapai 60 mph (96 km/jam). Kondisi ini menambah tantangan dalam upaya pemadaman kebakaran.
Beberapa kemajuan telah dicapai dalam menghentikan penyebaran kebakaran di Palisades dan Eaton, meskipun api masih membakar di ujung kota yang berlawanan. Petugas pemadam kebakaran lokal mendapat bantuan dari tim yang datang dari delapan negara bagian lain, serta dari Kanada dan Meksiko. Bantuan internasional ini sangat penting dalam menghadapi kebakaran yang meluas.
Saat ini, tiga kebakaran besar masih berlangsung di sekitar Los Angeles. Kondisi ini menambah tekanan pada tim pemadam kebakaran yang berjuang siang dan malam untuk mengendalikan api dan melindungi nyawa serta harta benda warga.