Jakarta – Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengisyaratkan rencana kontroversial dengan menganeksasi Greenland menggunakan kekuatan militer. Pernyataan ini memicu reaksi keras dari berbagai pihak, yang menilai langkah tersebut sebagai ancaman untuk mendapatkan kesepakatan yang diinginkan Trump, seperti persetujuan tarif impor yang tinggi untuk Denmark.
Greenland, yang merupakan daerah otonomi di bawah Kerajaan Denmark, dikenal memiliki banyak sumber daya alam berharga, termasuk tembaga dan litium. Meskipun mendapat kecaman dari komunitas internasional, Trump tetap menyatakan keseriusannya dalam transaksi Greenland. Namun, Denmark dengan tegas menyatakan bahwa wilayah tersebut tidak untuk dijual.
Di luar ancaman militer, pengamat ekonomi memperkirakan jumlah uang yang mungkin akan dikeluarkan oleh Trump, yang juga dikenal sebagai pebisnis dan politikus, untuk membeli Greenland. David Barker, seorang pengembang real estate dan mantan ekonom di New York Fed, melakukan perhitungan cermat mengenai kemungkinan harga wilayah yang dikendalikan Denmark ini.
Barker memperkirakan harga Greenland berkisar antara US$12,7 miliar hingga US$77 miliar, atau sekitar Rp203 triliun hingga Rp1.255 triliun. Perhitungan ini didasarkan pada harga pembelian Kepulauan Virgin dan Alaska sebagai titik awal, serta penyesuaian berdasarkan perubahan nominal dalam produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat atau Denmark untuk memperhitungkan inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Untuk penilaian tingkat rendah, Barker menyesuaikan harga pembelian Kepulauan Virgin dengan pertumbuhan PDB Denmark sebanyak 500 kali lipat sejak 1917. Hal ini menghasilkan estimasi harga Greenland mencapai US$12,5 miliar atau sekitar Rp203 triliun. Sementara itu, jika menyesuaikan biaya pembelian Alaska sebesar $7,2 juta dengan pertumbuhan PDB AS, Barker memperkirakan harga Greenland di angka tertinggi sebesar US$77 miliar atau sekitar Rp1.255 triliun.
Barker juga mencatat bahwa tidak ada perbandingan yang sempurna dalam perhitungan ini. Pembelian Kepulauan Virgin terjadi baru-baru ini, sementara Alaska memiliki iklim dan ukuran yang serupa dengan Greenland.