Jakarta – Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dilaporkan tidak dapat dihubungi setelah serangan Israel di pinggiran selatan Beirut, ibu kota Lebanon, pada Jumat (27/9) malam waktu setempat. Informasi ini diungkapkan oleh sumber yang dekat dengan kelompok bersenjata Lebanon tersebut kepada Reuters, seperti dilansir Al Arabiya, Sabtu (28/9/2024).
Beberapa jam setelah serangan, Hizbullah belum memberikan pernyataan resmi mengenai kondisi pemimpin mereka. Namun, seorang sumber yang dekat dengan Hizbullah mengungkapkan kepada Reuters bahwa pemimpin Hasan Nasrallah masih hidup. Kantor berita Iran, Tasnim, juga melaporkan bahwa Nasrallah selamat. Seorang pejabat keamanan senior Iran mengatakan kepada Reuters bahwa otoritas Iran sedang memastikan kondisi Nasrallah.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan bahwa dua orang tewas dan 76 orang terluka akibat serangan Israel di pinggiran Beirut tersebut. Jumlah ini digambarkan sebagai jumlah korban sementara. Televisi al-Manar milik Hizbullah, yang didukung Iran, melaporkan bahwa empat bangunan hancur dan banyak korban dalam sejumlah serangan, yang menandai eskalasi besar konflik Israel dengan Hizbullah yang bersenjata lengkap.
Serangan ini terjadi tak lama setelah Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berjanji untuk melanjutkan serangan Israel terhadap pejuang yang didukung Iran di Lebanon dalam pidato di PBB. Netanyahu menyatakan bahwa harapan untuk gencatan senjata guna mencegah perang regional habis-habisan semakin memudar.
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, mengutuk serangan tersebut dan mengatakan bahwa tindakan Israel menunjukkan ketidakpedulian terhadap seruan global untuk gencatan senjata di Lebanon.