Haluan.co – Pada pekan ini terjadi perubahan dalam kontestasi politik menuju Pilpres 2024.
Pasalnya, Dewan Pakar Partai Golkar sudah mengeluarkan surat resmi yang ditujukan kepada Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Di mana dalam surat itu salah satu rekomendasinya adalah meminta Airlangga menciptakan poros baru untuk menghadapi pemilu di tahun depan.
Menurut Direktur PoliEco Digital Insight Institute (PEDAS) Anthony Leong, wacana pembentukan poros baru ini malah akan semakin menguatkan posisi Erick Thohir di bursa calon wakil presiden (cawapres).
Hadirnya poros baru ini disinyalir untuk mengganti Koalisi Indonesia Bersatu atau KIB yang beranggotakan Golkar, PPP, dan PAN.
Namun usai PPP sudah secara resmi merapat ke PDIP dalam rangka mencalonkan Ganjar Pranowo serta mendorong Sandiaga Uno sebagai cawapresnya, Golkar tampaknya melihat ini sebagai indikasi dibutuhkannya koalisi baru untuk kontestasi politik di 2024.
Salah satu partai yang mendukung pembentukan poros baru ini adalah PAN yang berharap bisa ikut ditarik bersama Golkar untuk berjuang bersama di Pilpres 2024.
Sebagaimana dilansir dari news.detik.com (11/7/2023) Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengungkapkan bila partainya dan Golkar bergabung di poros baru ini maka presidential threshold 20% bisa tercapai.
Mengingat Golkar memiliki jumlah kursi 14,78% di DPR RI dan PAN memiliki 7,65%.
Anthony memandang, wacana pembentukan poros baru ini sebenarnya menjadi momen yang tepat bagi PAN untuk kembali mendorong Erick Thohir sebagai cawapres.
“Kita melihat Golkar bisa memimpin poros baru bersama dengan PAN. Bila koalisi baru ini terealisasi, maka Erick Thohir menjadi sosok bakal cawapres yang paling diuntungkan,” ungkapnya di Jakarta (12/7/2023)
Ia melanjutkan bahwa berdasarkan analisa big data dari PEDAS memang menunjukkan bahwa saat ini Erick Thohir, Mahfud MD, Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memang menjadi sosok-sosok paling kuat di bursa cawapres Pilpres 2024.
Namun dari sisi keunggulan dengan munculnya poros baru ini adalah sosok yang saat ini menjabat sebagai Menteri BUMN sekaligus Ketua PSSI.
“Alasan Erick Thohir yang paling unggul dipicu oleh sosoknya yang memang kerap diusung dan muncul di berbagai survei sebagai cawapres serta kapabilitasnya yang juga bisa disandingkan dengan semua capres. Baik itu Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, hingga kelak dari poros baru, yakni Airlangga Hartanto,” jelas alumni FISIP Universitas Indonesia itu.
Anthony mengungkapkan, kapabilitas Erick Thohir yang membuatnya tepat menjadi cawapres bagi capres manapun bisa dilihat dari prestasinya di BUMN serta PSSI.
Dari sisi BUMN, pemegang gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Brawijaya mampu mendorong laba BUMN meningkat tajam.
Karena laba BUMN di tahun 2021 menyentuh angka Rp124 triliun dan pada 2022 adalah Rp303 triliun padahal bila dibandingkan tahun 2020, laba BUMN hanya Rp13 triliun.
Kemudian sejumlah program juga dihadirkan Erick Thohir dalam rangka mendukung perekonomian rakyat dengan salah satu contohnya adalah Mari Kita Majukan Usaha Rakyat atau Makmur yang ditujukan melakukan pendampingan terhadap para petani.
“Tidak hanya sukses memimpin BUMN, Erick Thohir juga menunjukkan ia mampu mendorong perkembangan positif di dalam tubuh PSSI. Dari mulai mendorong PSSI sebagai organisasi yang akuntabel melalui audit keuangan, Timnas U-22 sukses meraih medali emas di SEA Games 2023, sampai menjadi satu-satunya sosok yang sukses membawa Timnas Argentina untuk bermain dalam pertandingan persahabatan di Indonesia,” sambung Wakil Sekretaris Jenderal BPP HIPMI itu.
Anthony menambahkan, berkat prestasi di BUMN serta PSSI ini tak heran bila elektabilitas Erick Thohir di bursa cawapres terbilang tinggi. Bahkan ini bisa dilihat dari hasil survei dari berbagai lembaga, seperti Lembaga Survei Indonesia atau LSI yang merilis data per Juli 2023 dengan 1.242 responden diketahui bahwa Erick Thohir berhasil menduduki peringkat pertama dari sisi cawapres pilihan publik.
“Baik itu capres dari poros baru atau para capres yang saat ini sudah ikut dalam kontestasi politik, Erick Thohir bisa menjadi jawaban bagi capres yang ingin mencari quick win serta lonjakan elektabilitas di Pilpres 2024,” pungkas Anthony.***