Jakarta – Bank Indonesia (BI) baru-baru ini mengumumkan lonjakan luar biasa dalam penggunaan kode respons cepat standar Indonesia, atau yang lebih dikenal dengan QRIS. Kini, jumlah pengguna telah mencapai angka fantastis, yaitu 54,1 juta, dengan jumlah pedagang yang terdaftar sebanyak 34,7 juta. Fenomena ini mencerminkan semakin meluasnya penerimaan masyarakat terhadap metode pembayaran digital di tanah air.
Pada bulan Oktober 2024, nilai transaksi melalui QRIS mencatat pertumbuhan tahunan yang menakjubkan sebesar 183,9 persen. Angka ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin merasa nyaman dan percaya menggunakan sistem pembayaran digital yang aman, lancar, dan dapat diandalkan. BI menegaskan bahwa performa transaksi ekonomi dan keuangan digital terus menunjukkan tren yang menggembirakan.
Selain QRIS, transaksi uang elektronik (UE) juga mengalami peningkatan yang signifikan. Pada bulan Oktober 2024, jumlah transaksi UE meningkat sebesar 27,0 persen, mencapai 1.365,4 juta transaksi. Sementara itu, transaksi perbankan digital tumbuh lebih pesat, dengan peningkatan sebesar 37,1 persen menjadi 1.960,8 juta transaksi. Data ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin mengandalkan layanan perbankan digital untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Di sisi lain, transaksi menggunakan kartu ATM atau kartu debit mengalami penurunan sebesar 11,4 persen, dengan total 558,8 juta transaksi. Sebaliknya, transaksi kartu kredit justru meningkat sebesar 19,6 persen, mencapai 39,7 juta transaksi pada bulan Oktober 2024. Pergeseran ini mencerminkan perubahan preferensi konsumen dalam memilih metode pembayaran yang lebih praktis dan efisien.
Dari sudut pandang pengelolaan uang rupiah, jumlah uang kartal yang diedarkan (UYD) mengalami peningkatan sebesar 11,8 persen secara tahunan, mencapai Rp1.070,6 triliun pada akhir Oktober 2024. Fenomena ini menunjukkan dinamika ekonomi yang terus berkembang dan adaptasi masyarakat terhadap teknologi finansial yang semakin canggih.