Jakarta – Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani, mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam memulai investasi atau membangun bisnis di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Salah satu kendala utama, menurutnya, adalah masalah modal dari perbankan. Hariyadi menyatakan bahwa saat ini perbankan masih menunggu perkembangan lebih lanjut dari IKN sebelum memberikan pinjaman modal.
Hariyadi menilai bahwa sikap perbankan yang menahan pemberian pinjaman modal adalah hal yang wajar. Menurutnya, jika pembangunan dilakukan tanpa perhitungan yang matang, hal tersebut dapat dianggap sebagai bisnis yang berisiko tinggi. Oleh karena itu, baik pengusaha hotel maupun perbankan saat ini masih akan memantau perkembangan pembangunan IKN sebelum mengambil keputusan lebih lanjut.
Lebih lanjut, Hariyadi menjelaskan bahwa pengusaha hotel akan terlebih dahulu melihat seberapa besar peluang masyarakat dari luar daerah untuk berkunjung ke IKN. Jika peluang okupansi belum terlihat menjanjikan, maka pengusaha hotel akan cenderung enggan untuk berinvestasi di wilayah tersebut.