Jakarta – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi (PRKKE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sedang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung mobile pertama di Indonesia.
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) menyatakan bahwa penelitian PLTS mobile terapung ini telah memasuki tahap pengujian prototype Mobile Floating Photovoltaic Pump. Pengujian ini memiliki kapasitas 2,5 KWp dan diharapkan dapat memberikan hasil yang signifikan dalam pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
Penerapan prototype PLTS terapung mobile ini ditargetkan akan rampung pada tahun 2025. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mempercepat transisi energi dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.
PLTS terapung mobile ini tidak hanya berfungsi sebagai pembangkit listrik, tetapi juga sebagai suplai energi untuk pompa irigasi pertanian. Beberapa kelebihan dari PLTS terapung ini antara lain mengatasi keterbatasan ruang, meminimalisasi penguapan air, dan meningkatkan efisiensi karena air di sekitar panel surya bertindak sebagai pendingin alami.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengungkapkan potensi baru pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di perairan Cilamaya, Jawa Barat. Menurut Eniya, PLTS di perairan laut Cilamaya ini memiliki potensi hingga 2 giga watt (GW). Potensi ini masih dalam tahap kajian lebih lanjut.