Jakarta – Di tengah suasana yang penuh harapan, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menggelar pertemuan bersejarah dengan Presiden terpilih Donald Trump di Gedung Putih. Pertemuan ini dirancang untuk memastikan bahwa peralihan kekuasaan berlangsung dengan lancar dan tanpa hambatan. Pada hari Rabu waktu setempat, Biden menyambut Trump dengan hangat di Ruang Oval, di mana keduanya berjabat tangan di depan perapian, menandai komitmen mereka untuk transisi yang mulus.
Biden, yang sebelumnya mengundurkan diri dari pemilihan pada bulan Juli, menyaksikan penggantinya, Kamala Harris, kalah dari Trump minggu lalu. Dalam pertemuan tersebut, Biden menyatakan harapannya untuk transisi yang lancar dan berjanji untuk melakukan segala upaya agar Trump dapat diakomodasi dengan baik. Saat kedua pemimpin yang memiliki usia gabungan 159 tahun itu berjabat tangan, Biden tampak menunduk, sementara Trump mencondongkan tubuh ke depan, menatap mata Biden dengan penuh perhatian.
Trump, yang dikenal dengan kampanye pemilihannya yang kontroversial dan memecah belah, termasuk mengobarkan massa yang menyerang Gedung Capitol AS pada tahun 2021, berusaha untuk bersikap sopan dalam kunjungannya kembali ke Gedung Putih. Trump menegaskan bahwa pengalihan kekuasaan akan berlangsung “semulus yang Anda bisa,” menunjukkan niat baiknya untuk menjaga stabilitas politik.
Isu-isu global seperti perang di Ukraina dan situasi terkini di Timur Tengah menjadi topik utama dalam pertemuan tersebut. Biden menekankan betapa pentingnya melanjutkan dukungan Amerika Serikat kepada Ukraina dalam menghadapi Rusia. Menurut laporan dari Reuters dan AFP, Biden menjelaskan kepada Trump bahwa dukungan ini penting untuk keamanan nasional AS, karena Eropa yang kuat dan stabil akan mencegah AS terlibat dalam konflik yang lebih luas.
Trump sendiri telah berjanji untuk mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina secepat mungkin, meskipun belum menjelaskan strategi yang akan diambil. Pertemuan ini merupakan yang pertama sejak Pilpres AS pada 5 November lalu, di mana Trump berhasil mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris. Dalam suasana damai di Ruang Oval, Biden dan Trump duduk berdampingan, menepis ketegangan yang selama ini ada di antara mereka.
Pertemuan ini dirancang sebagai pertemuan ramah-tamah untuk menunjukkan transisi kekuasaan yang lancar, meskipun kedua pemimpin memiliki perbedaan pendapat yang mendalam mengenai beberapa kebijakan. Juru bicara Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, menyampaikan kepada wartawan bahwa pertemuan tersebut berlangsung selama dua jam, memberikan waktu yang cukup bagi kedua pemimpin untuk membahas berbagai isu penting.
Setelah pertemuan dengan Presiden Joe Biden, Trump berbicara kepada New York Post dan mengungkapkan bahwa dirinya dan Biden “berbicara banyak tentang Timur Tengah.”