Jakarta – Ekonom senior dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, sempat memberikan pesan penting kepada Presiden Terpilih Prabowo Subianto sebelum tutup usia pada Kamis, 5 September 2024. Pesan tersebut disampaikan dalam podcast Indef yang berjudul “Peninggalan Utang Menanti Pemerintah Baru,” yang diunggah di YouTube Indef delapan hari lalu.
Ketika ditanya mengenai langkah yang harus diambil oleh Prabowo terkait banyaknya utang negara, Faisal Basri menjawab dengan nada pesimistis. Menurutnya, masyarakat harus terus bersuara agar pemerintah tidak terus-menerus menambah utang. Faisal menekankan bahwa Presiden Jokowi tidak merasakan langsung dampak dari utang yang terus bertambah. Dia menilai bahwa beban utang tersebut akan ditanggung oleh generasi masa depan, bahkan Prabowo sendiri sudah merasakan imbasnya di tahun pertama pemerintahannya.
Selain membahas masalah utang, Faisal juga menyinggung pernyataan Prabowo yang ingin mengembangkan jalan tol di seluruh Indonesia. Menurut Faisal, tidak semua daerah di Indonesia cocok untuk dibangun jalan tol. Berkaca pada era Jokowi, pembangunan jalan tol yang masif ternyata gagal meningkatkan logistic performance index Indonesia. Faisal menegaskan bahwa dirinya tidak anti terhadap pembangunan infrastruktur. Namun, dia meminta pemerintah untuk tidak meniru model pembangunan infrastruktur di China, Amerika Serikat, atau Eropa, karena kondisi geografis wilayah tersebut sangat berbeda dengan Indonesia yang merupakan negara maritim.
Faisal mengakui bahwa Indonesia memang membutuhkan pembangunan infrastruktur. Namun, dia menekankan pentingnya pembangunan yang sesuai dengan kondisi geografis dan kebutuhan lokal. Menurutnya, meniru model pembangunan dari negara lain tanpa mempertimbangkan perbedaan geografis dan kebutuhan lokal hanya akan membawa dampak negatif bagi Indonesia.