Ottawa – Pemerintah Kanada mendesak Rusia untuk bersikap terbuka dan jujur dalam penyelidikan terkait penyebab kecelakaan pesawat Azerbaijan Airlines. Ada dugaan bahwa pesawat tersebut jatuh akibat terkena rudal Rusia, meskipun pihak Rusia telah memperingatkan publik untuk berhati-hati terhadap spekulasi semacam ini.
Pesawat dengan nomor penerbangan J2-8243 mengalami kecelakaan pada Rabu (25/12) waktu setempat di Aktau, Kazakhstan. Pesawat tersebut mengalihkan jalur penerbangannya dari Rusia selatan, wilayah yang digunakan Moskow sebagai pertahanan udara terhadap serangan drone Ukraina. Pesawat penumpang buatan Embraer ini terbang dari Baku, Azerbaijan menuju Grozny, Chechnya di Rusia selatan. Namun, pesawat tersebut berbelok menyeberangi Laut Kaspia dan mengalami kecelakaan di sisi lain dari laut tersebut. Dari 67 penumpang, 38 orang dilaporkan tewas dalam insiden ini.
Pemantau penerbangan Rusia mengindikasikan bahwa keadaan darurat pada pesawat kemungkinan disebabkan oleh tabrakan dengan burung. Namun, laporan dari Euronews yang mengutip sumber pemerintah Azerbaijan menyebutkan bahwa “pecahan peluru menghantam penumpang dan awak kabin setelah meledak di dekat pesawat selama penerbangan.” Sementara itu, seorang pejabat Amerika Serikat yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa tanda-tanda awal menunjukkan sistem antipesawat Rusia mungkin menjadi penyebab insiden tersebut.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada media bahwa “tidak tepat untuk berspekulasi sebelum hasil investigasi diumumkan.” Pernyataan ini menanggapi dugaan bahwa pesawat jatuh akibat rudal Rusia. Presiden Rusia, Vladimir Putin, melalui Peskov, turut menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan tragis tersebut dalam konferensi pers.