Cirebon – Olimpiade Paris 2024 kembali diwarnai oleh serangkaian kontroversi, kali ini di cabang olahraga tinju putri. Kemenangan petinju asal Aljazair, Imane Khelif, pada Kamis (1/8/2024) atas petinju wakil Italia, Angela Carini, menuai banyak kritik.
Pertandingan yang berlangsung di North Paris Arena tersebut menjadi perbincangan hangat setelah beredar video yang menampilkan momen Angela Carini bersimpuh, menangis, dan menolak berjabat tangan dengan lawannya, Imane Khelif, yang merupakan petinju dengan kondisi biologis seorang laki-laki atau transgender.
Angela Carini dikalahkan hanya dalam waktu 46 detik setelah menerima pukulan langsung di bagian wajahnya. Pertandingan yang merupakan babak 16 besar cabang olahraga tinju putri kelas 66 kg tersebut berakhir saat pelatih Angela menginstruksikan kepada petinju wakil Italia itu untuk mundur atau menyerah.
Seperti diberitakan oleh BBC Indonesia pada (12/12/2018), kemenangan yang diraih Imane Khelif mengingatkan pada kasus Patricio Manuel, petinju transgender (perempuan yang bertransisi menjadi laki-laki) pertama yang bertarung secara profesional di AS. Patricio berhasil mengalahkan Hugo Aguilar di kelas bulu super dan juga menerima hujatan atas kemenangannya.
Kontroversi serupa juga terjadi di cabang olahraga lain, seperti balap sepeda. Rachel McKinnon, seorang transgender (laki-laki yang bertransisi menjadi perempuan), memenangkan kejuaraan dunia balap sepeda UCI Masters Track pada Oktober 2018. Kemenangannya tersebut memicu setidaknya 100.000 ujaran kebencian di akun Twitternya, seperti diberitakan oleh BBC Indonesia.
Berbeda dengan cabang atletik, olahraga seperti tinju, bela diri atau angkat beban memiliki perbedaan kategori berdasarkan berat badan yang berarti atlet harus melawan kompetitor dengan ukuran tubuh atau berat yang sama. Imane Khelif sempat dilarang mengikuti kejuaraan dunia pada 2023 karena memiliki kadar testosteron yang sangat tinggi untuk kategori wanita atau mempunyai kromosom XY. Hal ini menjadi salah satu alasan publik menaruh dukungannya untuk Angela Carini, selain karena tangisannya yang pecah dan pernyataannya pasca pertandingan kepada media.
Publik memberikan dukungan besar kepada Angela Carini, tidak hanya karena kekalahannya yang kontroversial, tetapi juga karena pernyataannya yang emosional setelah pertandingan. Angela menyatakan bahwa dia merasa tidak adil bertarung melawan seseorang dengan kondisi biologis yang berbeda, yang menimbulkan perdebatan lebih lanjut tentang inklusi transgender dalam olahraga kompetitif.