Jakarta – Kepolisian mengungkap penyebab utama kemacetan total di Jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat, yang terjadi pada Senin (16/9). Selain karena jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas, kebiasaan pelanggaran lalu lintas oleh pengendara sepeda motor yang melawan arus turut berkontribusi besar terhadap kemacetan parah ini.
Kapolres Bogor, Rio Wahyu Anggoro, menjelaskan bahwa pada libur panjang akhir pekan lalu, sekitar 150 ribu kendaraan memasuki kawasan Puncak. Angka ini melonjak lebih dari dua kali lipat dibandingkan volume normal yang seharusnya hanya sekitar 70 ribu unit.
Rio juga menyoroti perilaku pengendara motor yang tidak sabar menghadapi kemacetan, sehingga mereka memilih untuk melawan arus. Melawan arus merupakan salah satu pelanggaran favorit yang sering dilakukan oleh pengendara motor, berdasarkan data dari berbagai operasi penindakan yang dilakukan oleh Korlantas Polri.
Motor yang melawan arus dalam jumlah besar menyebabkan lalu lintas menjadi mentok ketika mereka mencoba masuk kembali ke jalur yang seharusnya. Hal ini membuat kendaraan dari arah sebaliknya tidak bisa bergerak, memperparah kemacetan yang sudah terjadi.
Kepolisian telah melakukan berbagai upaya untuk mengurai kemacetan, seperti penerapan sistem one way dan ganjil genap sejak pekan lalu. Namun, langkah-langkah ini belum mampu mengatasi tingginya antusiasme warga yang menuju Puncak.
Pada Minggu (15/9) malam, antrean kendaraan terpantau mencapai 16 kilometer dari perbatasan Cianjur-Bogor hingga ke Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Cianjur. Kemacetan horor ini berlangsung selama 24 jam di Puncak dan baru berakhir pada Senin (16/9) siang.