HALUAN.CO – Kilauan cahaya kunang-kunang yang pernah memeriahkan malam kini mulai jarang terlihat.
Serangga mungil yang identik dengan malam yang tenang ini kini menghadapi risiko kepunahan, tidak hanya di dunia, tetapi juga di tanah air kita.
Fenomena ini memunculkan kekhawatiran besar di kalangan ilmuwan dan pecinta lingkungan.
Habitat lembap yang menjadi tempat hidup alami kunang-kunang seperti sawah, hutan, dan lahan basah kian menyempit akibat pembangunan yang masif, ekspansi pertanian, dan urbanisasi yang mengabaikan keseimbangan ekosistem.
Tanpa tempat tinggal yang layak, kunang-kunang kehilangan ruang untuk bertahan dan bereproduksi.
Ancaman lain datang dari polusi cahaya. Lampu-lampu kota yang terus menyala sepanjang malam mengganggu sistem komunikasi kunang-kunang, yang bergantung pada sinyal cahaya untuk menemukan pasangan.
Ketika sinyal itu terganggu, kemampuan mereka untuk berkembang biak pun menurun drastis.
Tak hanya itu, penyemprotan pestisida dan penggunaan bahan kimia berbahaya di bidang pertanian juga menjadi momok.
Selain membunuh kunang-kunang secara langsung, bahan-bahan kimia tersebut juga mencemari lingkungan tempat mereka hidup.
Iklim yang terus berubah juga ikut mengganggu ritme hidup dan persebaran mereka.
Sebuah laporan dari Institut Hijau berjudul “Manusia Hidup di Tengah Ketenangan, Kunang-Kunang Hidup di Tengah Kekejaman” (2024) menekankan bahwa penurunan populasi kunang-kunang bisa jadi pertanda bahwa alam sedang berada dalam kondisi genting.
Kunang-kunang bertindak sebagai bioindikator makhluk yang mencerminkan kondisi kesehatan lingkungan. Jika mereka menghilang, bisa jadi alam kita sedang sakit.
Melindungi kunang-kunang berarti juga melindungi lingkungan. Diperlukan kebijakan dan tindakan nyata: menjaga habitat asli mereka, mengatur penggunaan cahaya buatan, serta mengurangi bahan kimia berbahaya dalam pertanian.
Edukasi dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keberadaan kunang-kunang juga harus diperluas.
Cahaya kunang-kunang bukan hanya mempercantik malam, tetapi juga membawa pesan penting tentang kondisi alam kita.
Jika kita tak segera bertindak, generasi mendatang mungkin hanya bisa mengenal keindahan kunang-kunang dari cerita, bukan dari kenyataan.
Kini saatnya kita bergerak, demi cahaya kecil yang menyala untuk keseimbangan besar alam semesta.