Jakarta – Di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto, sebuah inisiatif monumental tengah dirancang, yakni penyediaan makanan bergizi secara cuma-cuma dua kali sehari, pada pagi dan siang hari. Hashim S Djojohadikusumo, saudara Prabowo sekaligus CEO Arsari Group, mengungkapkan bahwa satu kali pemberian makanan gratis tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), sekitar 41 persen pelajar di Indonesia mengalami kelaparan saat menuntut ilmu di sekolah. Hashim menyoroti bahwa negara-negara dengan sistem pendidikan unggul seperti Singapura, Korea Selatan, Finlandia, dan Selandia Baru, memiliki peringkat yang jauh lebih baik dibandingkan Indonesia.
Pemerintah berencana mengalokasikan dana sebesar Rp 71 triliun untuk program makan bergizi gratis pada tahun 2025. Anggaran ini merupakan bagian dari anggaran pendidikan dalam APBN 2025 yang mencapai Rp 722,6 triliun. Awalnya, program ini ditujukan untuk anak sekolah, namun kemudian diperluas untuk mencakup anak di rumah dan ibu rumah tangga, dengan harapan dapat mengatasi masalah kekurangan gizi di Indonesia.
Hashim meyakini bahwa program ini akan memberikan dampak positif bagi pengusaha di Indonesia, terutama UMKM. Dengan memanfaatkan telur sebagai salah satu menu, program ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan usaha kecil dan menengah. Program ini menargetkan setidaknya 82 juta penerima manfaat yang akan mendapatkan makanan gratis dua kali sehari.
Untuk memenuhi kebutuhan program ini, Hashim menyebutkan bahwa diperlukan anggaran sebesar 450 triliun dalam beberapa tahun ke depan. Dana ini diharapkan akan berputar kembali di pasar domestik Indonesia, memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.
