Jakarta – Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah mengumumkan inisiatif monumental untuk membangun 1.100 rumah bagi korban bencana letusan Gunung Lewotobi Laki-laki di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, yang akrab disapa Ara, menyatakan bahwa pembangunan ini akan dimulai dalam waktu 8 hingga 9 hari ke depan.
Ara menjelaskan bahwa pendanaan proyek ini bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta kontribusi dari sektor swasta. Bantuan ini ditujukan untuk masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan parah akibat bencana. Setiap unit rumah akan mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 60 juta.
Pemerintah akan melakukan verifikasi status tanah melalui Kementerian Agraria dan Tata Ruang. Ara menambahkan bahwa kementerian yang dipimpin oleh Politikus Golkar, Nusron Wahid, akan mempertimbangkan lokasi pembangunan rumah agar tidak terlalu jauh dari tempat kerja para penerima bantuan, namun tetap berada di area yang aman.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa jumlah pengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki sejak awal erupsi pada Ahad, 3 November 2024, telah mencapai 11.445 orang. Data terbaru hingga Sabtu, 9 November 2024, menunjukkan bahwa jumlah pengungsi terus meningkat seiring dengan perluasan zona sektoral bahaya erupsi.
Para pengungsi saat ini tersebar di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka. Kedua kabupaten ini menjadi wilayah yang paling terdampak oleh erupsi karena berada dalam radius 9 kilometer dari puncak kawah aktif Gunung Lewotobi Laki-laki.
Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), puncak Gunung Lewotobi Laki-laki memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut (mdpl). Gunung ini memiliki ketinggian yang lebih rendah dibandingkan dengan Gunung Lewotobi Perempuan yang mencapai 1.703 mdpl.