Jakarta – Dalam suasana yang mendesak, Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat darurat bersama Dewan Ekonomi Nasional (DEN) di Istana, menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terhenti di bawah ambang 5 persen pada kuartal III 2024. Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo menekankan urgensi langkah-langkah strategis untuk memacu perekonomian di kuartal mendatang. DEN menyampaikan berbagai rekomendasi berdasarkan analisis mendalam yang telah dilakukan.
Salah satu rekomendasi utama dari DEN adalah peningkatan daya beli, terutama di kalangan kelas menengah. Mari, seorang anggota DEN, mengungkapkan bahwa melemahnya daya beli kelas menengah menjadi salah satu penyebab utama stagnasi pertumbuhan konsumsi di Indonesia. Pertumbuhan konsumsi di segmen ini hanya mencapai 4,9 persen, angka terendah dalam 13 tahun terakhir. Hal ini menandakan perlunya kebijakan yang lebih efektif untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
Selain daya beli, rapat di istana juga menyoroti dua faktor krusial lainnya. Pertama adalah belanja pemerintah. DEN menyarankan agar belanja pemerintah dioptimalkan untuk memicu pertumbuhan ekonomi. Dengan pengelolaan anggaran yang lebih efisien, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional.
Faktor kedua yang dibahas adalah investasi. DEN mengusulkan kepada Presiden Prabowo agar investasi terus ditingkatkan di masa mendatang. Investasi yang kuat diharapkan dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, dengan menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan produktivitas nasional.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2024 hanya mencapai 4,95 persen. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya. Secara kumulatif, laju ekonomi dari Januari hingga September 2024 tercatat sebesar 5,03 persen.