Jakarta – Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, Presiden Prabowo Subianto secara resmi mengumumkan penunjukan Meutya Hafid, seorang politikus dari Partai Golkar, sebagai Menteri Komunikasi dan Digital di kabinetnya. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Prabowo di Istana Negara, Jakarta, pada Minggu malam (20/10).
Meutya Hafid menjadi salah satu dari sedikit perempuan yang dipercaya untuk mengisi posisi strategis dalam kabinet Prabowo-Gibran Rakabuming. Dalam menjalankan tugasnya di Kementerian Komunikasi dan Digital, Meutya akan didampingi oleh dua wakil menteri yang akan membantunya dalam mengelola berbagai program dan kebijakan di bidang komunikasi dan digital.
Sebelum terjun ke dunia politik, Meutya Hafid dikenal sebagai seorang jurnalis yang berpengalaman di media televisi nasional. Karier jurnalistiknya tidak hanya membawanya ke berbagai tempat di dalam negeri, tetapi juga ke medan berbahaya di luar negeri. Salah satu pengalaman paling dramatis dalam kariernya adalah ketika ia diculik dan disandera oleh kelompok bersenjata saat bertugas di Irak pada 18 Februari 2005. Bersama rekannya, juru kamera Budiyanto, Meutya berhasil dibebaskan pada 21 Februari.
Setelah menorehkan banyak pengalaman sebagai jurnalis, Meutya memutuskan untuk memasuki dunia politik dengan bergabung ke Partai Golkar pada tahun 2010. Meskipun sempat diusung sebagai calon wali kota Binjai, Meutya tidak berhasil memenangkan pemilihan tersebut. Namun, karier politiknya tidak berhenti di situ. Pada Agustus 2010, Meutya masuk ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menggantikan Burhanudin Napitupulu. Karier politiknya terus menanjak hingga ia dipercaya menjabat sebagai Ketua Komisi I DPR untuk periode 2019-2024.