Jakarta – Hasil survei Litbang Kompas pada Juni 2024 mengungkapkan bahwa lebih banyak responden cenderung memilih pasangan calon (paslon) yang didukung oleh Ketua Umum Gerindra sekaligus Presiden terpilih, Prabowo Subianto, dibandingkan dengan paslon yang didukung oleh Presiden Jokowi.
Dari 400 responden yang terlibat dalam survei ini, sebanyak 76,8 persen menyatakan mempertimbangkan paslon yang didukung oleh Prabowo. Sementara itu, 14,8 persen responden tidak mempertimbangkan, dan 8,5 persen tidak tahu.
Sebaliknya, untuk paslon yang didukung oleh Jokowi, hanya 69,5 persen responden yang mempertimbangkan untuk memilih. Sebanyak 21 persen tidak mempertimbangkan, dan 9,5 persen tidak tahu.
Temuan serupa juga terlihat dalam survei Litbang Kompas terkait Pilkada Jakarta 2024. Persentase responden yang mempertimbangkan memilih paslon yang didukung oleh Prabowo lebih besar dibandingkan dengan yang didukung oleh Jokowi.
Dari 400 responden yang terlibat dalam survei ini, sebanyak 66,5 persen mempertimbangkan memilih paslon yang didukung oleh Prabowo. Sementara itu, 23,3 persen tidak mempertimbangkan, dan 10,2 persen tidak tahu.
Angka ini lebih besar dibandingkan dengan mereka yang mempertimbangkan paslon yang didukung oleh Jokowi, yaitu 61 persen. Sebanyak 28,5 persen tidak mempertimbangkan, dan 10,5 persen tidak tahu.
Presiden Jokowi akan mengakhiri masa jabatannya pada 20 Oktober 2024. Sementara itu, tahapan proses Pilkada serentak 2024 sudah berjalan dengan pendaftaran yang dibuka pada akhir Agustus 2024.
Prabowo, sebagai Presiden terpilih, akan dilantik pada 20 Oktober bersama Wakil Presiden terpilih yang juga anak Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Selama masa jabatannya, Presiden Jokowi dinilai memiliki efek yang signifikan dalam pemilihan, termasuk dalam Pilkada. Dukungan dari Jokowi sering kali menjadi faktor penting yang dipertimbangkan oleh pemilih dalam menentukan pilihan mereka.