Jakarta – Dalam sebuah langkah yang mengejutkan, Presiden Prabowo Subianto menegaskan tekad Indonesia untuk bergabung dengan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), meskipun negara ini telah menyatakan partisipasinya dalam kelompok BRICS. Pernyataan ini disampaikan Prabowo saat menjamu Sekretaris Jenderal OECD, Mathias Cormann, di istana pada hari ini. Mathias menyambut baik komitmen yang disampaikan oleh Presiden Prabowo.
Mathias Cormann menyatakan bahwa keanggotaan Indonesia di OECD nantinya akan memberikan dukungan signifikan bagi pembangunan ekonomi negara ini. Menurut Mathias, dengan bantuan OECD, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi negara maju dengan pendapatan tinggi. Hal ini sejalan dengan visi Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan memperkuat posisinya di kancah internasional.
Mathias juga menambahkan bahwa proses penerimaan Indonesia di OECD tidak mengalami hambatan berarti. Namun, ada beberapa tahapan yang harus dilalui sebelum Indonesia resmi menjadi anggota OECD. Proses ini diharapkan dapat berjalan lancar, mengingat dukungan yang telah diberikan oleh negara-negara anggota OECD terhadap permohonan keanggotaan Indonesia.
Proses untuk menjadi anggota OECD sebenarnya telah dimulai sejak masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Pada saat itu, negara-negara anggota OECD telah menyetujui permohonan keanggotaan Indonesia, dan proses penerimaan pun telah dimulai. Langkah ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam memperkuat kerja sama internasional dan meningkatkan standar ekonomi nasional.
Di sisi lain, Presiden Prabowo Subianto juga mengutus Menteri Luar Negeri Sugiono untuk menghadiri pertemuan BRICS, sebuah organisasi perekonomian dunia yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Partisipasi Indonesia dalam BRICS menunjukkan keterbukaan negara ini terhadap berbagai kekuatan ekonomi dunia.
Presiden Prabowo pernah menegaskan bahwa Indonesia tidak ingin hanya menjadi bagian dari satu poros dunia. Sebaliknya, Indonesia membuka diri terhadap berbagai kekuatan dunia, baik melalui OECD maupun BRICS. Langkah ini mencerminkan kebijakan luar negeri Indonesia yang berfokus pada kerja sama multilateral dan penguatan posisi strategis di tingkat global.
