Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menetapkan sasaran ambisius untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia, yakni mencapai 10 persen per tahun. Sasaran ini melampaui batas minimum yang sebelumnya ditetapkan sebesar 8 persen. Pernyataan ini disampaikan oleh adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang menegaskan bahwa angka 8 persen hanyalah batas minimum yang harus dicapai.
Hashim Djojohadikusumo mengungkapkan keprihatinannya terhadap posisi Indonesia yang dianggap tertinggal dibandingkan dengan Kamboja. Menurutnya, Kamboja mampu mencatatkan rasio pendapatan sebesar 18 persen, sementara Indonesia hanya mencapai 12,7 persen. Hashim mempertanyakan alasan di balik celah 5 persen ini dan menekankan pentingnya meningkatkan penerimaan negara untuk menutup kesenjangan tersebut.
Dalam upayanya untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi, Hashim mulai menghitung potensi peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Saat ini, PDB Indonesia berada di angka Rp22 ribu triliun, dan Hashim yakin bahwa angka ini masih bisa ditingkatkan. Ia menyebutkan bahwa pemerintahan Prabowo dapat menambah sekitar 2 persen hingga 3 persen dari PDB hingga akhir tahun ini, dengan berbagai sumber yang dapat dimanfaatkan.
Selain itu, Hashim juga menyoroti sektor perumahan sebagai salah satu kontributor utama terhadap PDB. Selama ini, sektor perumahan menyumbang sekitar 14 persen dari PDB, dan diperkirakan akan meningkat lagi sekitar 1,5 persen.