Jakarta – Dalam suasana yang penuh determinasi, Presiden Prabowo Subianto memimpin sidang kabinet perdana di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, pada Rabu, 23 Oktober 2024. Dalam pertemuan tersebut, Prabowo menginstruksikan kepada 48 Menteri dan 12 pejabat setingkat menteri yang hadir dalam rapat paripurna Kabinet Merah Putih untuk segera menyiapkan program kerja masing-masing.
Baru dua hari setelah dilantik, Prabowo telah memanggil beberapa menteri, termasuk Jaksa Agung ST Burhanuddin dan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Muhammad Yusuf Ateh. Langkah ini menunjukkan keseriusan Prabowo dalam memastikan bahwa setiap kementerian dan lembaga dapat berkontribusi secara signifikan, terukur, dan sinergis.
Sebagai mantan Menteri Pertahanan, Prabowo memberikan pengarahan kepada Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, untuk memastikan bahwa semua program dan kegiatan di setiap kementerian dan lembaga memiliki kontribusi yang nyata. Hal ini penting untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yang lebih efektif dan efisien.
Dalam pidato pertamanya setelah mengucapkan sumpah sebagai Presiden Republik Indonesia di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD, Jakarta, pada Ahad, 20 Oktober 2024, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia untuk mencapai swasembada pangan dan energi. Langkah ini dianggap sebagai strategi utama dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Prabowo menekankan bahwa dalam situasi krisis global, negara-negara lain cenderung mengutamakan kepentingan domestik mereka. Oleh karena itu, Indonesia harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri. Ini adalah langkah penting untuk memastikan ketahanan pangan di tengah ketidakpastian global.
Selain ketahanan pangan, Prabowo juga menyoroti pentingnya mencapai swasembada energi. Ia mengingatkan bahwa ketergantungan pada sumber energi luar negeri dapat menjadi ancaman serius, terutama di tengah ketegangan geopolitik global.