Jakarta – Presiden Asosiasi Badminton Korea (BKA), Kim Taek Gyu, kini berada di bawah sorotan tajam akibat tuduhan perilaku otoriter yang dilontarkan oleh seorang mantan karyawan BKA yang identitasnya dirahasiakan. Mantan karyawan tersebut mengungkapkan kepada Newsis bahwa Kim Taek Gyu memperlakukan stafnya dengan buruk, bahkan seperti sopir pribadi.
Sumber anonim tersebut juga menceritakan bagaimana staf BKA diperlakukan seperti sopir pribadi oleh Kim Taek Gyu. Karyawan BKA harus siap menerima perintah untuk mengantar Kim ke tempat tinggal atau perusahaan pribadinya, bahkan pada hari libur. Perlakuan ini menambah daftar panjang keluhan terhadap kepemimpinan Kim Taek Gyu di BKA.
BKA semakin mendapat sorotan tajam setelah protes yang dilakukan oleh An Se Young, peraih medali emas Olimpiade Paris 2024. Atlet tunggal putri berusia 22 tahun ini mengkritik BKA karena dianggap tidak efektif dalam menangani cedera atlet dan menetapkan peraturan sponsor yang tidak adil. Kritik dari An Se Young ini menambah tekanan terhadap BKA dan Kim Taek Gyu.
Menanggapi berbagai tuduhan dan kritik yang muncul, Pemerintah Korea melalui Kementerian Olahraga, Budaya, dan Pariwisata Korea memutuskan untuk turun tangan. Saat ini, Kementerian Olahraga tengah menyelidiki berbagai masalah yang melibatkan BKA, termasuk tuduhan korupsi yang mungkin terjadi. Penyelidikan ini diharapkan dapat mengungkap kebenaran di balik berbagai tuduhan yang dilontarkan terhadap Kim Taek Gyu dan BKA.
Publik Korea dan komunitas badminton internasional kini menantikan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Kementerian Olahraga. Banyak yang berharap bahwa penyelidikan ini akan membawa perubahan positif dalam manajemen BKA dan memastikan bahwa hak-hak karyawan serta atlet dapat terlindungi dengan baik.
