Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, menunjukkan keteguhan sikapnya dengan menyatakan kesiapan menghadapi pemakzulan kedua. Meskipun drama darurat militer baru-baru ini mengguncang, Yoon menolak untuk mundur secara sukarela. Sumber dari kantor kepresidenan mengungkapkan kepada partai berkuasa, People Power Party (PPP), bahwa Yoon bertekad memperjuangkan kasusnya di pengadilan.
Anggota Dewan Tertinggi PPP, Kim Jong Hyuk, mengonfirmasi sikap tegas Yoon dalam wawancara dengan media lokal Korea Selatan, SBS. Sikap ini tampaknya bertentangan dengan rencana partainya yang sedang mengatur pengunduran diri presiden pada tahun depan. PPP juga telah menyatakan bahwa pemilihan umum dadakan akan digelar pada April setelah Yoon mundur.
Yoon diperkirakan akan menghadapi pemakzulan kedua pada akhir pekan ini. Oposisi di parlemen, Partai Demokratik, berkomitmen untuk terus mengajukan mosi pemakzulan hingga berhasil. Untuk meloloskan pemakzulan ini, oposisi harus mendapatkan dukungan dua pertiga atau 200 suara dari anggota parlemen.
Pada pemakzulan pertama, mosi tersebut gagal karena PPP melakukan walk out saat pemungutan suara. Namun, dalam pemakzulan mendatang, mereka diperkirakan akan memberikan suara. Jika parlemen berhasil memakzulkan Yoon, kasus ini akan berlanjut ke Mahkamah Konstitusi (MK).
MK akan memutuskan nasib pemakzulan Yoon, dan proses ini diperkirakan akan memakan waktu lama. Namun, situasi di MK saat ini menguntungkan Yoon karena terdapat tiga posisi hakim yang kosong. Sementara itu, hakim yang tersisa kemungkinan besar akan menolak usul pemakzulan.
Undang-Undang Mahkamah Konstitusi mengharuskan setidaknya enam hakim sepakat untuk memutuskan pemakzulan. Artinya, keenam hakim tersebut harus mencapai kesepakatan bulat. Kim Jong Hyuk mencatat bahwa Yoon mungkin melihat peluang untuk membalikkan keadaan, karena mengundurkan diri akan menghilangkan semua peluang untuk bertahan.
Kim juga menyatakan bahwa Yoon tampaknya tidak dapat menilai situasi politik dengan akurat, mungkin karena dukungan kuat dari pendukungnya dan faktor-faktor lainnya.
