Jakarta – Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, kembali menjadi pusat perhatian setelah sekali lagi tidak menghadiri panggilan terkait penyelidikan darurat militer. Setelah sebelumnya mengabaikan panggilan dari jaksa, kini Yoon juga tidak menghadiri panggilan dari Kantor Penyelidikan Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO).
Menurut laporan dari Yonhap, Yoon tidak hadir dalam panggilan yang dijadwalkan oleh CIO pada Rabu (17/12). Panggilan tersebut mengharuskan Yoon untuk datang ke kantor CIO di Gwacheon pada pukul 10 pagi waktu setempat. Pemeriksaan ini dilakukan oleh tim investigasi gabungan yang terdiri dari CIO, polisi, dan unit investigasi Kementerian Pertahanan.
Yoon saat ini tengah menghadapi penyelidikan atas tuduhan menghasut pemberontakan, yang merupakan dampak dari deklarasi darurat militer yang diumumkannya pada 3 Desember lalu. Akibat dari situasi ini, Yoon telah diskors dari tugas-tugas kenegaraan sambil menunggu persidangan Mahkamah Konstitusi terkait pemakzulannya oleh parlemen.
Dalam penyelidikan terpisah, kejaksaan telah berupaya memanggil Yoon untuk diinvestigasi atas dugaan makar dan penyalahgunaan kekuasaan. Namun, Yoon terus mengabaikan panggilan tersebut. Para penyelidik telah menyatakan bahwa mereka akan meminta surat perintah penahanan dari pengadilan jika Yoon terus mangkir dari panggilan.
Ketua CIO, Oh Dong Woon, menyatakan bahwa pihaknya akan segera mengambil langkah-langkah yang “sah” terkait ketidakhadiran Yoon. CIO juga sedang mempertimbangkan untuk mengeluarkan panggilan kedua bagi Yoon, guna memastikan kehadirannya dalam proses penyelidikan.