Moskow – Presiden Rusia, Vladimir Putin, berencana melakukan kunjungan ke Mongolia pekan depan. Mongolia adalah negara anggota Mahkamah Pidana Internasional (ICC), yang telah mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Putin. Kunjungan ini menimbulkan spekulasi mengenai kemungkinan penangkapan Putin.
Namun, Kremlin menegaskan bahwa mereka tidak khawatir dengan ancaman penangkapan tersebut. Seperti dilansir AFP pada Jumat (30/8/2024), Kremlin menyatakan bahwa semua aspek kunjungan Putin ke Mongolia pada Selasa (3/9) pekan depan telah dipersiapkan dengan cermat.
Kunjungan ini akan menjadi perjalanan pertama Putin ke negara anggota ICC sejak pengadilan yang bermarkas di Den Haag itu mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadapnya pada Maret 2023. Surat perintah tersebut terkait dugaan deportasi ilegal anak-anak Ukraina.
Saat ditanya apakah Moskow telah membahas surat perintah penangkapan ICC dengan otoritas Mongolia sebelum kunjungan Putin, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menjawab bahwa semua aspek kunjungan telah dipersiapkan dengan cermat. Mongolia sendiri menjadi penanda tangan Statuta Roma ICC pada Desember 2000 dan meratifikasinya pada tahun 2002.
Di bawah Statuta Roma, setiap anggota ICC diharapkan melaksanakan perintah penangkapan jika Putin menginjakkan kaki di wilayah mereka. Namun, otoritas Rusia telah mengabaikan surat perintah penangkapan tersebut, dengan Kremlin menyebutnya “absurd”.
Sejak melancarkan invasi terhadap Ukraina pada tahun 2022, Putin telah mengurangi kunjungan ke luar negeri, terutama ke negara-negara anggota ICC. Kunjungan ke Mongolia ini akan menjadi pengecualian yang signifikan.
Kremlin menjelaskan bahwa kunjungan Putin ke Mongolia pada 3 September mendatang adalah untuk memperingati “kemenangan ke-85 bersama pasukan Soviet dan Mongolia atas militer Jepang di Sungai Khalkhin Gol”. Pertempuran tersebut terjadi pada tahun 1939 selama pendudukan Jepang di dekat Manchuria.
Selain itu, Kremlin menyebutkan bahwa Putin dan Presiden Mongolia, Ukhnaa Khurelshukh, akan membahas hubungan bilateral dan saling bertukar pandangan mengenai isu-isu internasional dan regional saat ini.