Moskow – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengungkapkan bahwa konflik yang berkecamuk di Ukraina telah bereskalasi menjadi perseteruan global. Hal ini menyusul keputusan Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang memberikan lampu hijau kepada Kyiv untuk menyerang Moskow dengan rudal jarak jauh yang dipasok oleh Barat. Putin memperingatkan bahwa Rusia siap melancarkan serangan balasan jika diperlukan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Putin dalam pidato terbarunya yang disiarkan oleh televisi pemerintah Rusia pada Kamis malam (21/11), seperti dilaporkan oleh Reuters pada Jumat (22/11/2024). Dalam pidatonya, Putin menegaskan bahwa Rusia telah merespons penggunaan rudal dari AS dan Inggris dengan meluncurkan rudal balistik hipersonik jarak menengah terbaru ke fasilitas militer Ukraina. Putin juga menambahkan bahwa lebih banyak serangan rudal hipersonik akan menyusul, dan warga sipil akan mendapatkan peringatan dini sebelum serangan lebih lanjut dilancarkan.
Putin mengungkapkan bahwa Ukraina telah menyerang wilayah Rusia dengan enam rudal jarak jauh ATACMS buatan AS pada 19 November, serta rudal Storm Shadow buatan Inggris dan rudal HIMARS buatan AS pada 21 November. Serangan ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari pemerintahan Presiden AS, Joe Biden.
Putin menyatakan bahwa Rusia sedang mengembangkan rudal jarak dekat dan menengah sebagai respons terhadap rencana AS untuk memproduksi dan mengerahkan rudal jarak menengah dan pendek di kawasan Eropa dan Timur Jauh. Langkah ini diambil setelah Washington secara resmi menarik diri dari Perjanjian INF dengan Moskow, dengan tuduhan bahwa Rusia melanggar perjanjian tersebut. Tuduhan ini telah dibantah oleh Kremlin, namun Putin kemudian menerapkan moratorium sepihak terhadap pengembangan rudal yang sebelumnya dilarang oleh Perjanjian INF.
Dalam pidato terbarunya, Putin menegaskan bahwa tindakan Rusia di masa depan akan sangat bergantung pada langkah-langkah yang diambil oleh Barat dan ancaman-ancaman yang ditujukan kepada Moskow.
