Jakarta – Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyampaikan permohonan maafnya atas insiden tragis jatuhnya pesawat Azerbaijan di Kazakhstan yang menewaskan 38 jiwa. Permohonan maaf ini disampaikan Putin kepada Presiden Azerbaijan, Ilham Aliyev, melalui sambungan telepon.
Menurut laporan AFP pada Minggu (29/12/2024), Putin mengakui bahwa sistem pertahanan udara Rusia sedang beroperasi ketika pesawat penumpang tersebut berusaha mendarat di Grozny sebelum akhirnya jatuh. Namun, Putin tidak secara langsung menyatakan bahwa pertahanan udara Rusia yang menembak jatuh pesawat tersebut.
Rusia sebelumnya menyatakan bahwa pesawat tersebut seharusnya mendarat di Grozny. Namun, pesawat itu justru jatuh di Kazakhstan barat, diduga diserang oleh pesawat nirawak Ukraina pada hari yang sama. Beberapa warga di Baku, ibu kota Azerbaijan, yang diwawancarai AFP, menyatakan harapan mereka agar Rusia memberikan permohonan maaf resmi.
Moskow mengungkapkan bahwa Putin telah memberi tahu Aliyev bahwa pesawat tersebut telah mencoba mendarat di Grozny “beberapa kali”. Namun, pernyataan dari kantor Aliyev melalui panggilan telepon menunjukkan bahwa tidak ada keraguan bahwa pesawat tersebut ditembak di atas wilayah Rusia.
Aliyev menyoroti adanya ‘beberapa lubang di badan pesawat, cedera yang dialami penumpang dan awak akibat partikel asing yang menembus kabin di tengah penerbangan, serta kesaksian dari pramugari dan penumpang yang selamat yang mengonfirmasi adanya gangguan fisik dan teknis eksternal’. Para penyintas juga melaporkan kepada media bahwa mereka mendengar “ledakan” saat pesawat berusaha mendarat.
Kantor Aliyev menegaskan keinginan mereka untuk melakukan penyelidikan guna memastikan pihak yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban.
Sebelumnya, pejabat Amerika Serikat menduga bahwa pesawat Azerbaijan Airlines jatuh di Kazakhstan akibat rudal Rusia. Dugaan ini segera dibantah oleh Rusia, namun sumber dari Azerbaijan menyatakan bahwa rudal tersebut secara tidak sengaja mengenai pesawat nahas tersebut.
Menurut Reuters yang mengutip sumber Azerbaijan pada Jumat (27/12/2024), hasil awal investigasi Azerbaijan menunjukkan bahwa pesawat tersebut terkena sistem pertahanan udara Rusia bernama Pantsir-S. Alat komunikasi pesawat sempat kolaps akibat sistem pertahanan elektronik yang mendekati Grozny. Sumber tersebut menyatakan bahwa Azerbaijan berharap Rusia mengakui kesalahan dalam tragedi ini.
Pesawat dengan nomor penerbangan J2-8243 itu jatuh pada Rabu (25/12) waktu setempat di Aktau, Kazakhstan, setelah mengalihkan jalur penerbangan dari Rusia selatan, di mana Moskow menggunakan kawasan tersebut sebagai pertahanan udara melawan serangan drone Ukraina. Pesawat penumpang buatan Embraer itu terbang dari Baku, Azerbaijan menuju Grozny, kawasan Chechnya di Rusia selatan. Namun, pesawat itu berbelok menyeberangi Laut Kaspia, dan kecelakaan terjadi di sisi selanjutnya dari Laut Kaspia.
Sebanyak 38 orang dari 67 penumpang pesawat tersebut tewas dalam kecelakaan ini. Pemantau penerbangan Rusia menyebutkan adanya kemungkinan darurat berupa tabrakan burung di pesawat tersebut.