HALUAN.CO – Ada masa dalam hidup yang membuat banyak anak muda merasa gelisah dan tidak pasti. Fase ini disebut Quarter Life Crisis, sebuah periode yang umumnya terjadi di usia 20-an saat seseorang mulai menata arah hidup.
Apakah kamu sedang merasa bingung, cemas, atau bahkan tersesat? Itu tandanya kamu mungkin sedang berada di fase ini.
Generasi sekarang, khususnya Gen Z dan milenial awal, tumbuh di tengah kemajuan teknologi dan berlimpahnya peluang.
Namun ironisnya, banyak dari mereka justru merasa bingung tentang tujuan hidup. Pertanyaan seperti “Saya mau jadi apa?” atau “Kenapa hidup terasa stagnan?” sering kali terlintas di benak.
Fase ini biasanya dimulai setelah seseorang lulus dari pendidikan atau mulai bekerja. Masa muda sudah lewat, namun kehidupan dewasa belum sepenuhnya bisa dijalani dengan lancar.
Rasa gamang pun muncul, seolah berjalan di jembatan tanpa kepastian ujungnya.
Kecemasan makin terasa saat melihat pencapaian orang lain di media sosial. Teman-teman tampak sukses dengan karier, pernikahan, atau gaya hidup mapan.
Meski sadar bahwa media sosial hanya menampilkan sisi terbaik hidup seseorang, tetap saja perasaan tertinggal tak bisa dielakkan.
Ironisnya, justru karena terlalu banyak pilihan dalam hidup, banyak yang merasa sulit mengambil keputusan. Setiap pilihan terasa penuh risiko dan overthinking pun tak terhindarkan.
Realita kehidupan pun sering kali tak sesuai harapan: gaji tak sebanding, harga rumah tinggi, dan pekerjaan tak sesuai passion.
Kondisi global yang tidak menentu juga menambah beban pikiran. Pandemi, resesi, krisis iklim, hingga ketidakpastian politik membuat masa depan terasa buram.
Di tengah semua itu, anak muda ingin kehidupan yang bukan hanya stabil secara finansial, tapi juga bermakna dan sesuai dengan nilai-nilai pribadi.
Namun jangan salah, Quarter Life Crisis bukanlah kegagalan. Justru ini adalah fase penting untuk menyelami diri sendiri.
Belajar mengenal apa yang benar-benar kita inginkan dalam hidup, serta menyusun ulang definisi sukses menurut versi kita sendiri.
Bagi kamu yang sedang melewati fase ini, izinkan dirimu merasa bingung dan lelah. Tak perlu membandingkan jalan hidupmu dengan orang lain.
Kurangi media sosial bila perlu, dan beri waktu untuk meresapi proses hidupmu sendiri.
Jangan buru-buru. Jalan hidup setiap orang berbeda. Dan percayalah, pelan-pelan kamu akan menemukan arahmu sendiri. Yang penting, terus melangkah, meski pelan.