Jakarta – Belum lama ini, pelawak senior dan mantan anggota DPR RI periode 2004-2009 dan 2009-2014, Nurul Qomar, menjadi sorotan publik. Qomar, yang didiagnosis menderita kanker usus stadium 4C, kini aktif melelang koleksi lukisannya untuk membiayai pengobatannya.
Qomar harus menjalani kemoterapi setiap dua minggu sekali, dan biaya yang dibutuhkan untuk pengobatan tersebut cukup besar. Meskipun Qomar sudah menggunakan BPJS Kesehatan, ada kebutuhan sehari-hari yang tetap harus dipenuhi. Dana pensiun Qomar yang hanya sebesar Rp 5 juta per bulan dinilai tidak cukup untuk menutupi biaya kemoterapinya.
Eko Patrio, teman seperjuangan Qomar, turut membantu dengan membeli beberapa lukisan Qomar atau memberikan bantuan dana. Walaupun Qomar telah menyelesaikan operasi kemoterapi, dokter tetap mengingatkan pelawak senior ini untuk menjaga pola hidup sehat.
Kasus Qomar mengajarkan kita bahwa pengobatan untuk penyakit kritis tidaklah singkat dan seringkali ada banyak hal yang tidak bisa dicover oleh jaminan kesehatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memiliki dana darurat. Ketika cadangan dana darurat menipis, aset pribadi bisa dijual untuk menambah cadangan dana tersebut. Apa yang dilakukan Qomar dengan melelang aset pribadinya adalah salah satu cara untuk memastikan ketersediaan dana darurat.
Namun, ada solusi lain yang bisa dilakukan untuk menghadapi masalah serupa seperti yang dialami Qomar, yaitu membeli asuransi penyakit kritis. Asuransi penyakit kritis bekerja dengan memberikan santunan berupa uang tunai ketika seseorang terdiagnosis penyakit kritis. Dengan dana yang cair, orang yang bersangkutan bisa fokus menjalani pengobatan dan membiayai hidupnya tanpa perlu bekerja.