Jakarta – Nama Bahlil Lahadalia hampir dipastikan akan menjadi Ketua Umum Golkar menggantikan Airlangga Hartarto. Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Golkar, Dito Ariotedjo, mengatakan bahwa ada aspirasi di internal partai yang menginginkan Bahlil Lahadalia menjadi Ketua Umum Golkar.
Menurut Dito, kemungkinan Bahlil akan terpilih menjadi ketua umum cukup besar lantaran sejak awal Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tersebut memiliki kedekatan dengan Airlangga Hartarto. Kedekatan ini dinilai Dito dapat memudahkan Bahlil jika nantinya terpilih menjadi Ketua Umum Golkar.
Lebih lanjut, Dito menjelaskan bahwa penentuan ketua umum akan ditentukan oleh DPP Partai Golkar dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke-11. Hampir dipastikan Bahlil menjadi calon tunggal lantaran Pelaksana Tugas Ketua Umum Golkar, Agus Gumiwang, menyatakan tidak akan maju dalam pemilihan ketua umum.
Sinyal kuat bahwa Bahlil akan memimpin partai beringin juga disampaikan oleh Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Golkar, Idrus Marham. Menurutnya, dukungan penuh untuk mencapai 38 provinsi hanya tinggal menunggu waktu saja.
Lebih lanjut, mantan Menteri Sosial itu menyebut bahwa dukungan dari sederet DPD Golkar kepada Bahlil sudah dimuat secara resmi dalam bentuk surat.
Mulusnya pencalonan Bahlil disebut-sebut karena mendapat karpet merah dari Istana. Namun, Presiden Joko Widodo membantah adanya campur tangan dalam urusan internal Golkar.
Airlangga menjelaskan bahwa alasan dia mundur adalah untuk menjaga keutuhan Partai Golkar dan memastikan stabilitas selama transisi pemerintahan dari Presiden RI Joko Widodo ke Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Namun, beberapa sumber menyebut bahwa mundurnya Airlangga lantaran ditekan oleh sejumlah kasus yang menyeretnya, seperti kasus CPO. Ketua DPP Partai Golkar, Meutya Hafid, mengklaim bahwa keputusan mundur Airlangga tanpa paksaan.
