Jakarta – Dalam suasana politik yang semakin memanas, calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Rano Karno, mengungkapkan keresahannya terhadap praktik kampanye hitam yang kerap mewarnai pemilihan kepala daerah. Menurut Rano, kampanye hitam yang sering kali sarat dengan fitnah dan ujaran kebencian dapat memicu konflik antar kelompok masyarakat, yang pada akhirnya merugikan mereka sendiri.
Rano Karno menegaskan bahwa meskipun pasangan nomor urut 3 memiliki peluang untuk melakukan kampanye hitam dalam Pilkada Jakarta, langkah tersebut tidak akan diambil. Ia berpendapat bahwa kampanye hitam tidak hanya merugikan masyarakat, tetapi juga tidak memberikan kontribusi positif bagi kemajuan Jakarta.
Sebagai mantan gubernur Banten, Rano Karno mengklaim telah berhasil menyatukan pendukung Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada Jakarta. Dua kelompok pendukung yang sebelumnya dikenal saling berseberangan ini kini disebutnya telah mendukung pasangan Pramono-Rano Karno sebagai calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta.
Rano Karno menyoroti Jakarta sebagai kota yang dihuni oleh beragam suku dan agama. Sebagian besar wilayah Jakarta ditempati oleh para perantau dari berbagai daerah di Indonesia. Dengan keberagaman ini, Rano berharap Pilkada dapat menjadi ajang untuk menyatukan masyarakat dan menghindari isu perpecahan yang merugikan.
Meskipun Rano tidak membeberkan secara rinci jenis kampanye hitam dan pasangan calon mana yang terlibat dalam konteks Pilkada Jakarta 2024, ia menekankan pentingnya menjaga integritas dan etika dalam berpolitik.