Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mengekspor listrik ke Singapura sebesar 3,4 Giga Watt (GW). Untuk merealisasikan ekspor listrik ini, Indonesia diperkirakan akan menarik investasi hingga US$ 30 miliar atau sekitar Rp 461,38 triliun (asumsi kurs Rp 15.379 per US$). Investasi ini akan digunakan untuk membangun pembangkit listrik dan industri panel surya di dalam negeri.
Listrik yang akan diekspor ke Singapura nantinya akan berbasis tenaga surya atau matahari. Hal ini tertuang dalam kesepakatan antara Indonesia dan Singapura melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) ekspor listrik ke Singapura pada acara Announcement on Cross-Border Electricity Interconnection dalam rangkaian Indonesia International Sustainable Forum 2024.
Luhut menjelaskan bahwa ekspor listrik ini akan dimulai pada tahun 2028 untuk lima perusahaan yang telah mendapatkan persetujuan. Selain itu, ekspor listrik dari dua konsorsium baru akan dimulai pada tahun 2030. Wilayah Sumatera akan menjadi sumber energi utama untuk ekspor listrik ke Singapura.
Menteri Tenaga Kerja & Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura, Tan See Leng, menyatakan bahwa Indonesia akan mengekspor listrik sebesar 3,4 GW yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT), khususnya energi surya. Penandatanganan MoU ini disertai dengan persetujuan bersyarat yang telah diberikan kepada lima perusahaan untuk mengimpor listrik rendah karbon sebesar 2 GW dari Indonesia ke Singapura, sesuai dengan persetujuan yang telah dicapai pada tahun 2023.
Pada tahun ini, kesepakatan ekspor listrik bertambah 1 GW menjadi total 3,4 GW dari Indonesia ke Singapura. Penambahan ini sejalan dengan peningkatan target impor listrik Singapura dari 4 GW menjadi 6 GW pada tahun 2035. Selain itu, ada izin tambahan untuk ekspor dari dua konsorsium Indonesia, yaitu Total Energies RGE dan Shell Vena Energy Consortium.
Lima perusahaan yang telah mendapatkan persetujuan sejak tahun lalu adalah konsorsium Pacific Medco Solar Energy Medco Power dengan mitra konsorsium, PacificLight Power Pte Ltd (PLP) dan Gallant Venture Ltd, perusahaan dari Salim Group, Adaro Green, dan TBS Energi Utama.