Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk meraup investasi hingga puluhan miliar dolar Amerika Serikat (AS) melalui rencana kerja sama di sektor penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture Storage/CCS).
Luhut menjelaskan bahwa pemerintah saat ini sedang dalam tahap pembicaraan awal dengan beberapa calon investor terkait proyek CCS ini. Meskipun potensi investasi yang diharapkan mencapai miliaran dolar AS, Luhut menekankan bahwa pencapaian tersebut mungkin memerlukan waktu puluhan tahun ke depan.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi penyimpanan emisi karbon yang sangat besar, mencapai 570 giga ton. Direktur Teknik dan Lingkungan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) Kementerian ESDM, Noor Arifin Muhamad, menyatakan bahwa terdapat setidaknya 20 potensi sumber daya penyimpanan karbon di akuifer garam dan reservoir minyak dan gas yang telah habis.
Menurut catatan Ditjen Migas Kementerian ESDM, potensi penyimpanan CO2 di dalam negeri tersebar di 20 lokasi dengan total kapasitas sebesar 577,62 giga ton CO2. Berikut adalah daftar lengkap potensi penyimpanan CO2 di Indonesia:
- North East Java: 100,83 Giga Ton
- Tarakan: 91,92 Giga Ton
- North Sumatera: 53,34 Giga Ton
- Makassar Strait: 50,70 Giga Ton
- Central Sumatera: 43,54 Giga Ton
- Kutai: 43,00 Giga Ton
- Banggai: 40,31 Giga Ton
- South Sumatera: 39,69 Giga Ton
- Kendeng: 30,64 Giga Ton
- West Natuna: 13,15 Giga Ton
- Barito: 12,05 Giga Ton
- Seram: 11,58 Giga Ton
- Pasir: 10,36 Giga Ton
- Salawati: 8,75 Giga Ton
- West Java: 7,22 Giga Ton
- Sunda Asri: 6,52 Giga Ton
- Sengkang: 4,31 Giga Ton
- Bintuni: 2,13 Giga Ton
- North Serayu: 1,55 Giga Ton
- Bawean: 1,16 Giga Ton