Jakarta – Rupiah mencatatkan penguatan yang mencolok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), memangkas suku bunganya sesuai dengan ekspektasi pasar. Langkah ini memberikan dorongan positif bagi mata uang Indonesia.
Berdasarkan data dari Refinitiv, rupiah dibuka menguat sebesar 0,85% menjadi Rp15.100 per dolar AS pada hari ini, Jumat (20/9/2024). Ini adalah posisi terkuat rupiah sejak 31 Juli 2023, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam nilai tukar mata uang Indonesia.
Pada pukul 08:55 WIB, Indeks Dolar AS (DXY) tercatat naik tipis 0,02% ke angka 100,63. Angka ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan posisi kemarin yang berada di angka 100,61. Meskipun demikian, penguatan rupiah tetap terlihat dominan di pasar valuta asing.
Pergerakan positif rupiah hari ini didukung oleh sentimen pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin (bps) yang dilakukan kemarin. The Fed meyakini bahwa inflasi di AS sudah bergerak menuju target mereka di kisaran 2%, sehingga memutuskan untuk memangkas suku bunga. Namun, faktor utama dari pemangkasan ini adalah tingkat pengangguran di AS yang meningkat tajam.
Anggota Federal Open Market Committee (FOMC) memproyeksikan bahwa suku bunga acuan The Fed akan berada di kisaran 4,4% pada akhir tahun ini, setara dengan 4,25%-4,5%. Dengan kata lain, ada kemungkinan The Fed akan memangkas suku bunganya sebesar 50 bps lagi di sisa tahun ini.
Jika pemangkasan suku bunga ini benar-benar terjadi, maka aliran dana diperkirakan akan keluar dari AS dan masuk ke pasar negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini akan memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan domestik, memperkuat nilai tukar rupiah dan meningkatkan kepercayaan investor.