Jakarta – Pada pagi hari Kamis, 17 Oktober, nilai tukar rupiah tercatat berada di level Rp15.545 per dolar Amerika Serikat (AS). Mata uang kebanggaan Indonesia ini mengalami penurunan sebesar 35,5 poin atau setara dengan 0,23 persen dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Situasi ini mengindikasikan bahwa rupiah masih berada dalam tekanan di pasar valuta asing.
Sementara itu, mayoritas mata uang di kawasan Asia menunjukkan performa yang lebih baik dengan berada di zona hijau. Yen Jepang, baht Thailand, yuan China, peso Filipina, dan dolar Singapura tercatat mengalami penguatan.
Namun, tidak semua mata uang Asia mengalami penguatan. Won Korea Selatan dan dolar Hong Kong justru melemah pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Analis pasar, Lukman Leong, memberikan pandangannya terkait pelemahan rupiah. Menurutnya, rupiah melemah terhadap dolar AS yang terus menunjukkan penguatan. Penguatan dolar AS ini didukung oleh menurunnya prospek pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve (The Fed). Kebijakan moneter The Fed yang cenderung hawkish ini memberikan tekanan tambahan bagi rupiah.
Lukman Leong memperkirakan bahwa dalam perdagangan hari ini, rupiah akan bergerak dalam rentang Rp15.500 hingga Rp15.600 per dolar AS.