Jakarta – Pada pagi hari Selasa (22/10), nilai tukar rupiah terpantau berada di level Rp15.566 per dolar AS. Mata uang Nusantara ini mengalami penurunan sebesar 63 poin atau 0,41 persen dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Fenomena ini menggambarkan dinamika pasar yang terus bergejolak dan berdampak pada kestabilan ekonomi Indonesia.
Di belahan Asia, pergerakan mata uang menunjukkan variasi yang cukup mencolok. Yen Jepang mengalami penguatan, sementara mata uang lainnya seperti baht Thailand, yuan Tiongkok, peso Filipina, dan won Korea Selatan justru melemah. Dolar Singapura dan dolar Hong Kong tercatat stagnan pada pembukaan perdagangan pagi ini, menandakan stabilitas di tengah fluktuasi regional.
Lukman Leong, seorang analis pasar terkemuka, memprediksi bahwa pelemahan rupiah ini dipengaruhi oleh meningkatnya kemungkinan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga. Langkah ini diperkirakan akan memberikan dampak signifikan terhadap pergerakan mata uang global, termasuk rupiah.
Untuk hari ini, Lukman memperkirakan bahwa rupiah akan bergerak dalam rentang Rp15.475 hingga Rp15.575 per dolar AS. Rentang ini mencerminkan ketidakpastian pasar yang dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, termasuk kebijakan moneter dari negara-negara besar.