Moskow – Pemerintah Rusia akhirnya memberikan tanggapan terkait keberadaan Bashar Al-Assad, mantan Presiden Suriah yang baru saja terguling, serta kemungkinan pemberian suaka politik kepadanya. Assad dilaporkan melarikan diri ke Moskow setelah rezimnya yang bertahan selama 24 tahun di Suriah berakhir pada Minggu (8/12). Isu ini kini menjadi sorotan internasional, terutama terhadap langkah yang diambil oleh Presiden Vladimir Putin.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, enggan mengonfirmasi atau membantah laporan bahwa Rusia telah memberikan suaka politik kepada Assad dan keluarganya. Ia juga tidak menjelaskan secara spesifik mengenai keberadaan Assad di Moskow. Saat ditanya apakah keputusan ini berasal langsung dari Putin, Peskov menjawab, “Keputusan semacam ini tentu tidak bisa dibuat tanpa kepala negara. Itu adalah keputusan beliau. Namun, saya tidak memiliki informasi tambahan yang bisa saya bagikan.
Menurut laporan CNN, sebuah sumber resmi di Rusia mengungkapkan bahwa Assad dan keluarganya telah tiba di Moskow setelah diberikan suaka dengan alasan “kemanusiaan”. Namun, detail lebih lanjut mengenai status dan rencana ke depan Assad di Rusia masih belum jelas.
Ketika ditanya soal kemungkinan pertemuan antara Putin dan Assad, Peskov menegaskan bahwa “tidak ada pertemuan semacam itu dalam jadwal resmi presiden”. Ia juga menolak memberikan informasi terkait kapan terakhir kali keduanya bertemu, yang semakin memicu spekulasi terkait hubungan Rusia dengan Assad.
Di sisi lain, Kremlin mengakui adanya tantangan terkait pangkalan militer Rusia di Suriah. Moskow menyatakan bahwa “segala upaya sedang dilakukan untuk berkomunikasi dengan pihak-pihak yang dapat memastikan keamanan.” Mengenai apakah Rusia berharap untuk mempertahankan pangkalan militernya di Suriah, Peskov menyebut bahwa “terlalu dini untuk membicarakan hal ini.” Ia menambahkan bahwa “dibutuhkan diskusi serius dengan mereka yang nantinya akan memiliki kewenangan.”
