Moskow – Rusia mengumumkan dukungannya terhadap kesepakatan gencatan senjata yang telah dicapai antara Israel dan Hizbullah, yang mulai berlaku di Lebanon sejak Rabu (27/11) waktu setempat. Moskow menekankan pentingnya implementasi efektif dari kesepakatan ini agar gencatan senjata dapat berlanjut dan memberikan dampak positif bagi stabilitas kawasan.
Gencatan senjata ini menandai akhir dari hampir 14 bulan pertempuran sengit antara Israel dan Hizbullah, yang didukung oleh Iran. Konflik tersebut telah merenggut ribuan nyawa di Lebanon dan menyebabkan pengungsian massal di kedua sisi perbatasan. Kesepakatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju perdamaian yang lebih permanen di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan harapannya agar gencatan senjata ini dapat benar-benar mengakhiri rangkaian kekerasan dan pertumpahan darah di Lebanon. Rusia, yang memiliki hubungan dekat dengan Hizbullah dan Iran, telah lama menyuarakan keprihatinannya terhadap konflik yang lebih luas di kawasan tersebut, di mana Moskow memiliki kepentingan keamanan dan ekonomi yang signifikan.
Rusia dikenal memiliki hubungan yang erat dengan Hizbullah, yang didukung oleh Iran. Hubungan ini membuat Moskow memiliki peran penting dalam upaya mediasi dan penyelesaian konflik di Timur Tengah. Keprihatinan Rusia terhadap stabilitas kawasan juga didorong oleh kepentingan strategisnya, baik dari segi keamanan maupun ekonomi.