Jakarta – Arab Saudi akhirnya angkat bicara mengenai pembunuhan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, yang dianggap sebagai pelanggaran mencolok terhadap kedaulatan Iran dan hukum internasional. Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Saudi, Walid al-Khuraiji, dalam pertemuan Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) di Jeddah pada Rabu (7/8). Ini merupakan pernyataan resmi pertama dari Saudi yang merespons insiden tersebut.
Dilansir dari Al Arabiya, al-Khuraiji menegaskan bahwa pembunuhan Haniyeh adalah ancaman langsung terhadap stabilitas dan perdamaian regional. Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengkritik Israel atas peningkatan kekerasan terhadap warga sipil Palestina. Al-Khuraiji menyoroti pengabaian perjanjian dan resolusi internasional oleh Israel yang telah membuat krisis kemanusiaan di Gaza dan Tepi Barat lebih buruk.
Al-Khuraiji menekankan situasi mengerikan yang dihadapi warga Palestina, seperti kekurangan makanan, obat-obatan, bahan bakar, serta beban berat pada sektor kesehatan. Dia pun mengulangi kembali kecaman Arab Saudi atas serangan Israel terhadap warga sipil dan menyerukan komunitas internasional untuk meminta pertanggungjawaban pasukan Israel atas tindakan mereka.
Al-Khuraiji juga menegaskan kembali dukungan Arab Saudi terhadap resolusi komprehensif masalah Palestina. Resolusi ini mengadvokasi diakhirinya pendudukan Israel dan tercapainya solusi yang memungkinkan pembentukan negara Palestina sesuai dengan legitimasi internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab.