Jakarta – Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), menegaskan bahwa kerajaan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel sampai negara Palestina terbentuk. Pernyataan ini disampaikan di tengah ketegangan yang terus meningkat di wilayah tersebut.
Dalam sebuah kolom yang ditulis oleh koresponden senior hubungan luar negeri Politico, Nahal Toosi, disebutkan bahwa MbS mengungkapkan kekhawatirannya akan risiko dibunuh jika menyepakati upaya normalisasi hubungan dengan Israel. Kekhawatiran ini disampaikan kepada sejumlah pejabat Kongres Amerika Serikat.
Toosi mengungkapkan bahwa MbS merasa nyawanya akan terancam jika mengejar kesepakatan besar dengan AS dan Israel, terutama terkait normalisasi hubungan Saudi-Israel. Hal ini menunjukkan betapa sensitifnya isu ini di kalangan elite politik Saudi.
Saudi memutuskan untuk menghentikan sementara pembicaraan mengenai kemungkinan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel. Keputusan ini diumumkan di tengah perang yang masih berlangsung antara kelompok militan Palestina, Hamas dengan Israel.
Kementerian Kesehatan Palestina merilis dokumen setebal 649 halaman yang berisi daftar korban tewas dan terluka akibat agresi Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023. Dokumen yang dirilis pada Minggu (15/9) tersebut merinci nama, usia, jenis kelamin, hingga nomor identitas setiap warga Palestina yang menjadi korban.
Agresi Israel di Jalur Gaza hingga saat ini masih terus berlangsung. Baru-baru ini, pasukan militer Israel bahkan menyerang Al Mawasi yang merupakan wilayah kamp pengungsian Palestina yang sebelumnya telah diklaim sebagai zona aman oleh Israel. Sejak melancarkan agresi pada Oktober lalu, pasukan militer Israel terus menyerang fasilitas sipil, termasuk kamp pengungsian, dengan alasan bahwa kelompok milisi Hamas bersembunyi dan beroperasi di sana.
Per hari ini, total 41.226 warga Palestina telah meninggal dunia akibat agresi tersebut.