Jakarta – Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mengangkat isu tentang “matahari kembar” dalam politik dan kehidupan bernegara. Menurut SBY, keberadaan dua pemimpin yang setara dalam satu entitas akan menimbulkan kekacauan dan meningkatkan suhu politik.
SBY memulai dengan menyebutkan bahwa dirinya tidak pernah mengunjungi kantor DPP Demokrat sejak tidak lagi memimpin partai. Hal ini, menurutnya, menjadi bukti bahwa ia tidak lagi terlibat dalam urusan detail partai.
SBY kemudian menggunakan analogi sistem tata surya yang hanya memiliki satu matahari. Ia mengaitkan analogi ini dengan struktur kepemimpinan partai yang seharusnya hanya memiliki satu pemimpin, yaitu Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Menurut SBY, keberadaan dua pemimpin dalam satu partai politik akan menimbulkan kekacauan. Ia juga menyamakan situasi ini dengan konteks bernegara, di mana dua pemimpin yang setara akan menyebabkan ketidakstabilan.