Gaza – Serangan yang tak kunjung henti dari Israel di Gaza, Palestina, kembali menambah deretan panjang korban jiwa. Serangan terbaru di wilayah utara Gaza telah merenggut nyawa setidaknya 45 orang, memperpanjang daftar korban dalam konflik yang seolah tiada akhir ini.
Menurut laporan dari Al-Jazeera pada Minggu (27/10/2024), puluhan warga Palestina kehilangan nyawa setelah serangan udara Israel menghancurkan sejumlah bangunan di kawasan permukiman Beit Lahiya, Gaza utara. Kementerian Kesehatan Palestina menyebut serangan ini sebagai ‘pembantaian yang mengerikan’, menggambarkan betapa parahnya dampak dari aksi militer tersebut.
Saksi mata dan sumber medis melaporkan bahwa sedikitnya 45 orang tewas dalam serangan yang terjadi pada Sabtu malam waktu setempat, sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka. Media lokal mengungkapkan bahwa kru pertahanan sipil mengalami kesulitan untuk mencapai lokasi kejadian akibat tembakan dari pihak Israel, yang semakin memperburuk situasi.
Kantor berita Palestina, Wafa, melaporkan bahwa banyak dari korban tewas dan terluka adalah anak-anak, wanita, dan orang tua. Upaya penyelamatan terhambat oleh kurangnya ambulans dan pemblokiran akses ke daerah tersebut oleh pasukan Israel, yang membuat proses evakuasi dan penanganan korban menjadi sangat sulit.
Serangan udara Israel menargetkan setidaknya lima rumah di dekat bundaran barat Beit Lahiya. Wilayah Gaza Utara telah menjadi sasaran serangan darat selama tiga minggu terakhir, dengan pasukan Israel secara paksa menggusur puluhan ribu penduduk dari daerah tersebut. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa serangan militer Israel di Jabalia, Beit Hanoon, dan Beit Lahiya telah menewaskan sekitar 800 orang dalam tiga minggu terakhir.
Selain itu, pasukan Israel juga menyerang Rumah Sakit Kamal Adwan pada Sabtu, meninggalkan jejak kehancuran yang signifikan. Sedikitnya 30 staf medis dilaporkan diculik, dan bangunan rumah sakit mengalami kerusakan parah. Serangan terhadap fasilitas kesehatan ini menambah penderitaan warga Gaza yang sudah terjebak dalam situasi krisis kemanusiaan.
Pada Jumat lalu, pelapor khusus PBB untuk kesehatan memperkenalkan istilah baru, ‘medicide’, untuk menggambarkan serangan sistematis dan meluas oleh Israel terhadap pekerja dan fasilitas perawatan kesehatan.